Kepala MI Muhammadiyah Alhaq Palu Jadi Korban Penipuan Kartu Kredit

Musafir

BESUSU TENGAH, MERCUSUAR – Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Alhaq Palu, Musafir, menjadi korban penipuan terkait kartu kredit Bank Mandiri dengan total kerugian mencapai Rp 16 juta.

Kasus ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat Kota Palu dan Sulawesi Tengah untuk lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan, khususnya yang berkaitan dengan layanan kartu kredit.

Musafir menjelaskan kronologi kejadian tersebut berawal dari telepon masuk yang mengaku dari Bank Mandiri Pusat melalui nomor 14000. Penelepon mempertanyakan aktivitas pada kartu kredit milik Musafir yang telah tidak digunakan selama dua tahun. Ia pun membenarkan bahwa dirinya memang sudah tidak menggunakan kartu kredit tersebut karena telah beralih ke kartu debit.

“Pihak Bank Mandiri menyarankan agar kartu kredit saya segera ditutup karena akan tetap dikenakan biaya tahunan sebesar Rp 380 ribu jika tidak digunakan,” ujar Musafir, Kamis (16/5/2025).

Menindaklanjuti hal tersebut, Musafir mendatangi kantor Bank Mandiri di Palu untuk mengurus penutupan kartu kredit. Di sana, customer service meminta Musafir agar mengonfirmasi penutupan kartu melalui panggilan dari nomor 14000. Namun, karena kesibukan, dua kali panggilan dari nomor tersebut tidak sempat diangkat.

Selanjutnya, customer service Bank Mandiri Palu kembali menghubungi Musafir, mengingatkan agar mengangkat telepon dari 14000 untuk keperluan verifikasi. Tak lama setelah itu, Musafir menerima panggilan dari seorang pria—bukan dari nomor 14000—yang mengaku dari pihak Bank Mandiri dan menanyakan tentang penutupan kartu kreditnya.

“Karena informasi yang disampaikan sesuai dengan kondisi kartu saya, saya tidak curiga. Saya pun menjelaskan bahwa kartu tersebut memang ingin saya tutup karena sudah tidak digunakan,” ungkapnya.
Namun, kecurigaan mulai muncul ketika penelepon tersebut menanyakan jumlah saldo di rekening. Meski sempat ragu, Musafir tetap menyebutkan jumlah saldonya sekitar Rp16 juta. Beberapa saat setelah percakapan tersebut, saldo di rekeningnya diketahui telah raib.

“Saya membagikan pengalaman ini agar menjadi pelajaran bagi semua, terutama dalam menggunakan dan mengelola kartu kredit. Banyak modus penipuan yang sangat meyakinkan. Pihak Bank Mandiri pun tidak bersedia bertanggung jawab atas kejadian ini, jadi saya hanya bisa pasrah,” kata Musafir.

Ia menambahkan bahwa dana yang hilang merupakan hasil akumulasi gaji selama tiga bulan. Musafir juga merasa ada kejanggalan dalam kasus ini karena informasi tentang pengurusan penutupan kartu kredit yang seharusnya hanya diketahui dirinya dan pihak bank, ternyata bisa diketahui oleh pelaku penipuan. UTM

Pos terkait