MOROWALI, MERCUSUAR – Dalam beberapa waktu terakhir, Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang ada di wilayah Kecamatan Bungku Tengah (Buteng) mendapatkan sorotan warga Kabupaten Morowali, salah satunya dari Aliansi TepeAsa Moroso.
Ketua aliansi, Taufik Tamauka, Rabu (12/7/2023) mengatakan hal itu patut diwaspadai, karena Buteng merupakan pusat administrasi pemerintahan dan juga ibu kota Kabupaten Morowali, yang semestinya tidak boleh ada kegiatan operasi pertambangan.
Akan tetapi, hadirnya IUP dengan komoditas nikel dan batu gamping, merupakan langkah awal bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang diprediksi akan memberikan dampak negatif di wilayah perkotaan, meskipun tidak dipungkiri ada juga dampak positifnya.
Salah satu gerakan yang ditempuh Aliansi TepeAsa Moroso, adalah mengumpulkan tanda tangan petisi dan pemasangan baliho-baliho penolakan, sebagai respons terhadap hadirnya pertambangan di wilayah Kecamatan Buteng.
“Kita masih berusaha melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sebagai upaya penyadaran terhadap segala dampak yang akan dirasakan akibat hadirnya perusahaan. Sejauh ini, kita telah melakukan aksi pemasangan spanduk penolakan tambang, serta mengumpulkan tanda tangan masyarakat sebagai tanda bahwa pertambangan di Bungku Tengah ditolak,” ujar Taufik.
Dengan kehadiran tambang, menurut Taufik, akan dapat mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan, pencemaran air, udara, bencana longsor, bencana banjir serta konflik sosial.
“Sudah jadi rahasia umum, hal tersebut akan dirasakan dan dialami oleh masyarakat lingkar tambang,” imbuhnya.
Dikatakannya, apabila berhitung dampak lingkungan yang dihasilkan oleh tambang, maka seluruh desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Buteng akan merasakan dampaknya, sehingga Kabupaten Morowali pasti mengalami krisis ruang hidup.
“Industri pertambangan sangat masif hadir di Kabupaten Morowali. Kecamatan Bungku Tengah seharusnya tetap saja menjadi pusat perkotaan dan pusat pemerintahan, karena jika sudah dimasuki tambang, maka ruang hidup kita akan semakin sempit, tata ruang kita semakin tidak beraturan alias amburadul,” tandas Taufik. BBG