MOROWALI, MERCUSUAR – Musibah banjir yang terjadi selama dua tahun terakhir di Desa Dampala dan Desa Lele, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali akibat meluapnya Sungai Dampala, diduga karena aktivitas pertambangan di hulu sungai.
Pasalnya, setiap kali terjadi hujan lebat, warna air sungai tersebut langsung menjadi cokelat kemerahan. Selain itu, volume air sungai meningkat serta, berbagai jenis batang kayu hanyut dari bagian atas sungai.
Dugaan tersebut disampaikan Wasekjend DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Wazir Muhaemin pada Media ini, Kamis (16/7/2020) malam.
Ia menyatakan bahwa Kepolisian harus segera melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab meluapnya Sungai Dampala hingga merendam pemukiman penduduk.
“Atas kejadian ini, saya berharap agar pelaku penambangan yang arogan dan semena-mena dalam melakukan aktivitas tanpa mengindahkan SOP penambangan bisa segera diproses secara hukum tanpa ada tebang pilih,” tandasnya..
Pascabanjir bandang tahun 2019 lalu, kelompok masyarakat yang terdampak langsung melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebabnya. Hasilnya, ditemukan titik lokasi pertambangan tepatnya di blok VIII PT Bintang Delapan Mineral (BDM) yang diduga kuat penyebab utama terjadinya banjir yang merendam desa-desa itu.
Dugaan tersebut dikuatkan dengan adanya aktivitas pertambangan disertai pembalakan kayu yang juga kuat dugaan dilakukan secara ilegal. “Berdasarkan hasil investigasi tersebut, besar kemungkinan penyebab kembali meluapnya air Sungai Dampala ini adalah karena gundulnya gunung, sehingga menjadikan debit air yang mengalir dari gunung bertambah banyak, hingga aliran air di sungai tidak dapat menampung debit air yang tinggi. Penyebab gundulnya gunung tersebut tentunya karena pelaku penambang belum melakukan penghijauan di areal pertambangannya,” ujar Wazir.
Diketahui, Juni 2019 lalu, Desa Dampala diterjang banjir bandang yang mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan. Bahkan ada yang hanyut dibawa derasnya arus sungai.
Tahun 2020, puncaknya Kamis 16 Juli, Sungai Dampala kembali meluap karena intensitas hujan yang cukup tinggi waktu beberapa hari terakhir.
Akibatnya jalan alternatif menjadi lumpuh total, serta volume air Sungai Dampala yang semakin meningkat telah masuk ke pemukiman penduduk dan merendam sebgaian besar rumah di desa tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh sementara, rumah warga yang terendam di Desa Dampala sekira 70 unit dan satu masjid, serta satu bangunan sekolah. Sementara di Desa Lele, sejumlah rumah warga dan Kantor Desa Lele terendam banjir. BBG