BUNGKU, MOROWALI – Bank BRI Cabang Morowali menggelar konferensi pers terkait progres penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan digitalisasi pembayaran di Kabupaten Morowali, selama triwulan 1 tahun 2022. Kegiatan itu dilaksanakan di ruang virtual kantor Bupati Morowali, Kamis (28/4/2022), dihadiri Bupati Morowali, Taslim, dan Kepala Cabang BRI Morowali, Rizqi Darajat.
Penyaluran KUR BRI Morowali tumbuh 16,5 persen YoY dari tahun 2021. Dalam presentasinya, Rizqi Darajat menjelaskan bahwa penyaluran KUR BRI tumbuh 16,5 persen secara YoY dibandingkan Triwulan 1 tahun 2021. Hal tersebut merupakan salah satu sinyal pertumbuhan perekonomian pasca pandemic Covid 19.
“Angka tersebut dapat menjadi sinyal tumbuhnya iklim UMKM di Morowali, dengan tumbuhnya industri pengolahan dan pertambangan juga telah berakhirnya pembatasan kegiatan sosial masyarakat di Kabupaten Morowali,” ujarnya.
Penyaluran KUR di TW 1 tahun 2022 sebesar Rp. 47,161 milyar tumbuh 16,5 persen dari TW 1 tahun 2021, dimana Kecamatan Bahodopi menjadi kecamatan dengan angka penyaluran tertinggi (Rp12,636 milyar), disusul Kecamatan Witaponda (Rp11,107 milyar), Bungku Tengah (Rp10,927 milyar).
Sektor ekonomi unggulan antara lain jasa akomodasi (kos/penginapan/rumah makan), pertanian perkebunan perikanan dan perdagangan (sembako, campuran, elektronik dan furniture).
“Saat ini sektor prospektif adalah jasa akomodasi, dikarenakan jumlah kamar kos tersedia masih belum memenuhi kebutuhan kamar kos, sehingga masyarakat dapat mempertimbangkan investasi di sektor tersebut,” imbuhnya.
Percepatan penyaluran KUR tersebut tetap pada koridor ketentuan yang berlaku, terbukti dari rasio kredit macet (NPL) yang terkendali di angka 1,02 persen. Pria yang biasa dipanggil Kang Rizqi ini juga menjelaskan bahwa BRI berkomitmen memberikan economic value dan social value kepada masyarakat Kabupaten Morowali melalui penyaluran kredit sesuai dengan prinsip good corporate governance.
Untuk mencapai target penyaluran KUR tahun 2022, BRI Morowali mengelola dana pihak ketiga untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan kredit dengan memperhatikan tingkat risiko tertentu.
“Murni dari masyarakat untuk disalurkan lagi ke masyarakat, jadi, tidak ada subsidi dana dari pemerintah pusat, yang ada hanya berupa subsidi bunga,” katanya.
Pada tahun 2022, BRI Morowali setidaknya membutuhkan peningkatan dana pihak ketiga sekurang-kurangnya sebesar Rp60 milyar.
Sementara, Bupati Morowali, Taslim mengungkapkan, dari capaian pihak perbankan, khususnya BRI Cabang Morowali dalam penyaluran KUR, menandakan bahwa ruang-ruang usaha masyarakat semakin terbuka lebar, yang pastinya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang sangat positif.
Taslim juga mengapresiasi atas adanya peran perbankan di dalam membantu penyaluran KUR di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan, karena untuk sementara, pihak pemerintah hanya sebatas memberikan bantuan peralatan, belum sampai ke modal usaha.
“Hadirnya investasi-investasi di Kabupaten Morowali, tentunya membuka lapangan usaha baru yang membutuhkan modal, maka kami berharap dukungan pihak perbankan untuk mendorong agar para pelaku usaha bisa tetap berjalan” tandas Taslim.
Pinca BRI Morowali kembali menambahkan, bagi masyarakat yang berminat mengembangkan usahanya, bahwa dalam pengajuan KUR, syarat utama yang harus dipenuhi adalah harus memiliki usaha berijin dan identitas. “Sebetulnya hanya itu saja persyaratan utamanya, kalau untuk KUR Mikro, pinjaman sampai 100 juta, itu bisa tanpa agunan atau tidak wajib, namun untuk KUR Ritel (100 juta sd 500 juta) ada syarat agunan tambahan” ujarnya.
Perkembangan Digitalisasi Pembayaran Morowali salah satu yang terbaik di Sulteng. Pada paparan mengenai Digitalisasi Pembayaran, disampaikan bahwa total merchant QRIS BRI sebanyak 3.683 tersebar di Kabupaten Morowali.
“Percepatan digitalisasi pembayaran ini bertujuan untuk mendukung Pemkab Morowali dalam mengembangkan konsep Smart City,” kata Rizqi.
Ke depan lanjut Rizqi, pembayaran-pembayaran di pasar dan di lokasi lainnya, BRI memiliki super apps yaitu aplikasi BRIMO yang dapat digunakan untuk bertransaksi melalui scan barcode QRIS.
Menurutnya, dengan implementasi digitalisasi pembayaran tersebut diharapkan akan tercipta cashless society di Kabupaten Morowali.
Bupati Morowali pun menyambut positif mengenai perkembangan digitalisasi pembayaran di Morowali.
“Di luar dugaan, perbankan di Morowali mengharumkan nama Pemkab di tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, saya berharap BRI menjadi motor penggerak digitalisasi pembayaran yang berkaitan dengan pendapatan daerah, dengan adanya digitalisasi pembayaran diharapkan perputaran uang menjadi lebih terkendali, menurunkan risiko peredaran uang palsu, dan mempercepat perputaran uang dan perekonomian di Morowali,” tandasnya. BBG