Diduga Penyebab Danau Tiu Tercemar

images

MORUT, MERCUSUAR – Aktivitas pertambangan nikel di Kecamatan Petasia Barat, Kabupaten Morowali Utara (Morut), diduga penyebab tercemarnya Danau Tiu. Air yang sebelumnya jernih, kini kondisinya menjadi merah kecoklatan.

Olehnya masyarakat meminta pemerintah memeriksa Danau Tiu serta sungai-sungai yang mengalir ke danau tersebut.

Calon Legislatif (Caleg) terpilih DPRD Kabupaten (Dekab) Morut, Yaristan Palesa mengatakan dampak aktifitas sejumlah perusahaan tambang nikel di wilayah itu menyebabkan Danau Tiu yang menjadi sumber kehidupan masyarakat sekitar dikhawatirkan telah tercemar logam berat.

Menurutnya, sejak dimulai aktivitas pertambangan awal tahun 2016 di Kecamatan Petasia Barat, terjadi perubahan warna sejumlah anak sungai di tiga desa yang merupakan lingkar tambang setempat.

“Warna sungai tersebut kini kemerah-merahan dan berlumpur seperti semen yang lengket,” katanya, Senin (22/7/2019).

Lambat laun Danau Tiu yang merupakan muara beberapa sungai di wilayah itu, ikut berubah warna. “Yang kami persoalkan bukan hanya warna airnya yang berubah, tetapi ikan-ikan yang ada di dalam Danau Tiu juga akan mati akibat airnya sudah tercemar. Masyarakat yang sejak dulu menggantungkan ekonominya dari hasil ikan Danau Tiu, kedepan dipastikan tidak akan memperoleh apa-apa lagi,” ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, masyarakat sekitar tidak lagi mencari ikan di Danau itu, karena nelayan tidak mendapatkan hasil saat turun mencari ikan di danau. “Danau Tiu ini dulunya merupakan sumber penghasil ikan air tawar terbesar, khususnya masyarakat Desa Tiu, Tontowea dan Maralee. Ikannya dijual hingga ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Tetapi sekarang ini tidak lagi seperti itu, masyarakat sudah sulit mendapatkan hasil,” katanya.

DANAU YANG MEMILIKI SEJARAH

Kades Maralee, Harman Palesa mengatakan Danau Tiu merupakan salah satu danau yang sangat dihormati oleh suku Mori. Selain sebagai sumber penghidupan masyarakat, juga merupakan satu-satunya danau di wilayah Mori yang memiliki nilai sejarah dan melegenda.

Danau itu, kata Herman, terdiri dari tiga danau yang saling menyambung dengan luas sekira 600 hektare. Air Danau Tiu berasal dari Gunung Takule melalui beberapa sungai antara lain Tadiola, Taimbaa, Masense, Masa-masara dan sungai-sungai kecil lainnya. 

“Semua sungai itu airnya yang dulu jernih, sekarang sudah berubah warna. Selain mengalir ke danau, sungai ini juga merupakan sumber air masyarakat Maralee, Tiu dan Tontowea,” jelasnya.

Untuk itu ia mengharapkan agar perusahaan tambang nikel yang beraktivitas di Kecamatan Petasia Barat segera bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Perusahaan itu, antara lain PT Logam Jaya Mulia Mandiri dan PT Mulia Pasific Resources (MPR).

Terkait hal tersebut, PT Logam Jaya Mulia Mandiri membantah jika dikatakan sebagai salah satu perusahaan yang diduga mencemari Danau Tiu.

“Itu sungai yang tidak tercemar di wilayah eksploitasi PT Logam Jaya Mulia Mandiri sebagai kontraktor Mining PT Sumber Suarna Pratama yang memiliki IUP di hulu Sungai  Poahaa,” ujar Humas PT Logam Jaya Mulia Mandiri, Karisman Lambo.

Dikatakan Karisman, pihaknya  saat ini belum melakukan eksploitasi di lokasi IUP mereka, karena baru melakukan pembangunan jalan hauling. VAN

 

Pos terkait