Irsyad Amir Terpilih Pimpin DDI Morowali

Irsyad Amir menyampaikan pidato usai terpilih sebagai Ketua DDI Kabupaten Morowali, Senin (20/5/2024). FOTO: DOK. DDI

MOROWALI, MERCUSUAR – Organisasi Masyarakat (Ormas) Darud Da’wah Wal-Irsyad (DDI) Kabupaten Morowali, melaksanakan Musyawarah Luar Biasa (Muslub), di salah satu gedung di Kecamatan Bungku Tengah, Senin (20/5/2024). Dalam musyawarah itu, Irsyad Amir terpilih sebagai Ketua DDI Kabupaten Morowali.

Muslub DDI dihadiri Pj. Bupati Morowali yang diwakili Staf Ahli, Abdul Hafid Malik, Pengurus Besar DDI, Ustaz Kamarudin, Dewan Pembina DDI Morowali, Hj. Hasmiati, perwakilan Kantor Kementerian Agama Morowali, serta para pengurus DDI Kabupaten Morowali.

Dalam sambutannya usai terpilih sebagai ketua, Irsyad Amir mengajak pengurus DDI untuk bersama-sama membesarkan organisasi itu di Kabupaten Morowali.

“Saya mungkin orang katakan masih anak-anak, tapi sudah banyak organisasi yang saya pegang. Menjadi Ketua bukanlah keinginannya saya. Keinginan saya bagaimana DDI di Morowali bisa maju,” ujar Irsyad dalam pidatonya.

Lebih lanjut ia mengatakan, jika ada bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) atau dana hibah, ia ingin mengajak semua untuk terbuka atau transparan.

“Apalagi bicara pesantren. DDI itu sudah ada hibah dari Pemda, dan Insyaallah kalau saya sehat mari kita bekerja sama. Tanpa ustaz dan ustazah, saya bukan siapa-siapa,” ujarnya lagi.

Selain memimpin DDI, Irsyad Amir juga berlatar belakang sebagai pengusaha jasa konstruksi di tiga perusahaan besar yang ada di Morowali.

“Jadi ketika bicara dana umat, tidak usah takut. Bismillah,” tegas Irsyad.

Dewan Pembina DDI, Hj. Hasmiati menuturkan selama ini DDI Morowali banyak berkiprah di bidang pendidikan. Ia berharap, suatu saat Morowali tidak hanya dikenal sebagai wilayah tambang tetapi daerah religi.

“Saya terinspirasi dengan Gontor dan Mangkoso. Ternyata nama pesantren itu diambil dari nama desa di wilayah tersebut. Saya berharap ini bisa menjadi baramoter,” ucapnya.

Sementara itu, Pengurus Besar DDI, Ustaz Kamarudin mengatakan DDI dulunya lekat dengan komunitas Bugis. Namun ketika di Morowali, DDI milik seluruh masyarakat.

“Saat ini hampir 200 madrasah DDI di Sulteng. DDI terbesar di Kabupaten Tolitoli. Sementara DDI punya peluang besar di Morowali,” ujar Kamarudin.

Sementara Staf Ahli Bupati Morowali, Abdul Hafid Malik mengatakan, pemimpin di Kabupaten Morowali selalu berkomitmen mamajukan pondok-pondok pesantren, dengan memberikan bantuan yang cukup besar.

“Itu menjadi visi-misi setiap Bupati di Morowali,” tandas Abdul Hafid. INT

Pos terkait