Ndengu-ndengu, Tradisi Bangunkan Sahur Warga Morowali

MOROWALI, MERCUSUAR – Setiap daerah memiliki tradisi hingga cara unik saat membangunkan orang untuk makan sahur, sebelum masuk waktu subuh, pada bulan Ramadan.

Tidak terkecuali di Kabupaten Morowali, wartawan mercusuar menyaksikan langsung kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang yang kebanyakan pemuda, kala membangunkan orang untuk makan sahur pada hari pertama Ramadan 1444 H, Kamis (23/3/2023).

Ndengu-ndengu namanya. Berbentuk menara yang di atasnya terdapat ruangan berdinding papan dan beratap rumbia atau seng, dengan tiang penyangga terbuat dari bambu.

Ketinggiannya bervariasi. Untuk anak-anak biasanya tingginya mulai dari 2 meter. Sementara untuk orang dewasa, tingginya bisa mencapai hingga 20 meter.

Ndengu-ndengu tersebut dengan berbagai alat musik tradisional, serta dimainkan oleh beberapa orang saat waktu sahur telah tiba.

Sementara itu, demi memberi memotivasi masyarakat untuk terus melestarikan tradisi tersebut, Pemerintah Daerah setempat juga melakukan penilaian terhadap ndengu-ndengu tersebut. Pemenangnya akan diumumkan sebelum pelaksanaan salat Idulfitri

Konon, pada zaman Kerajaan Bungku, ndengu-ndengu digunakan sebagai sarana komunikasi bersahut-sahutan satu dengan yang lainnya, sehingga suasana ramai selalu tersaji saat makan sahur. Hingga kini, ndengu-ndengu masih tetap dilestarikan dengan kebutuhan penggunaan yang berbeda. BBG

Pos terkait