KOLONEDALE, MERCUSUAR – Desa Era, merupakan sebuah desa paling utara di Kecamatan Mori Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Poso dan berada di sekitar kawasan perkebunan kelapa sawit Grup Astra Agro, yakni PT Rimbunan Alam Sentosa (RAS). Dampak positif dari kehadiran perusahaan perkebunan ini (trickle down effect) sangat dirasakan oleh masyarakat, sesuai dengan harapan pemerintah daerah di sana ketika mengundang pelaku usaha menanamkan modalnya. Setelah perusahaan hadir, lapangan kerja terbuka, masyarakat mendapatkan penghasilan dan perekonomian pun tumbuh.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ferdinan Moenggo, Kepala Desa Era. Ia merasa sangat bersyukur atas kehadiran PT RAS yang telah banyak berkontribusi untuk kemajuan desa. Mulai dari pembukaan dan perbaikan infrastruktur jalan, hingga ke fasilitas umum yang ada di desa, hampir semuanya dibantu oleh PT RAS.
“Memang betul dampaknya terasa di sini, kontribusi perusahaan sawit PT RAS ini bagi desa sangat nyata,” kata Ferdinan.
Hal itu juga diamini oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Era, Patris Bintalemba. Menurutnya, perbandingan desa tempat tinggalnya antara dulu dan sekarang sangat jauh berbeda. Patris bercerita bagaimana dahulu, sekitar awal tahun 2000-an Desa Era masih sulit tersentuh dari luar, terisolasi. Kalau mau keluar dari desa, warga harus berjalan kaki karena kendaraan belum bisa melintas. Butuh waktu seharian penuh. Alat mobilitas masih berupa gerobak sapi.
“Tahun 2009 baru dimulai, akses jalan sudah terbuka dan lowongan pekerjaan di PT RAS juga mengutamakan warga sekitar,” terang ayah dua anak itu.
Ia pun mengaku sangat bersyukur, karena PT RAS perusahaan perkebunan kelapa sawit group Astra Agro Lestari (AALI) mau datang berinvestasi dan beroperasi di desanya setelah mendapat undangan dari pemerintah daerah Morowali pada waktu itu.
Ia tak menampik jika pada awalnya ada warga masyarakat yang curiga dan khawatir dengan kehadiran perusahaan. Penolakan-penolakan kecil dari sebagian warga, menurutnya, terjadi karena mereka masih belum memiliki pandangan yang jauh. Tetapi keraguan warga perlahan-lahan sirna. Setelah PT RAS mulai berjalan, akhirnya mereka memahami kehadiran dan dampak positif perusahaan.
“Jadi, karena awal-awal belum terlihat kontribusinya. Sekarang baru bisa kita lihat dan rasakan kehadiran perusahaan PT RAS ini membawa kemajuan untuk desa,” ujar Patris.
Tidak berlebihan jika ia memuji kontribusi perusahaan. “Indonesia memang merdeka tahun 1945, tapi kami baru menikmatinya tahun 2008-2009 saat PT RAS masuk,” ungkap Patris penuh semangat. */MAN