MOROWALI, MERCUSUAR – Jumlah penderita COVID-19 di Kabupaten Morowali mulai menurun seiring waktu. Namun, hal itu tidak membuat kebijakan belajar tatap muka dapat berlangsung.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Morowali, Amir Aminudin, Selasa (22/6/2021). Dijelaskannya, pernyataannya itu beralasan, sebab COVID-19 merupakan wabah yang tidak bisa ditanggulangi, berdasarkan kebijakan daerah.
“Kita tidak boleh melanggar kebijakan nasional. Walaupun ada otonomi daerah yakni daerah diberikan kewenangan dalam mengatur daerahnya, tidak berarti soal Corona harus diotonomi,”ucap Amir.
Menurutnya, Corona adalah wabah dan pemerintah mempunyai tugas pencegahan, agar jangan sampai masyarakat lebih banyak tertular. Sehingga untuk di Kabupaten Morowali sendiri, rencana pembelajaran tatap muka akan dilakukan bulan Juli, sesuai arahan Kementerian Kesehatan.
“Bulan Juni adalah masa akhir pembelajaran. Bulan Juli kita akan memasuki tahun ajaran baru,” ujar Amir.
Namun tambahnya, pada umumnya, sekolah tidak menjadi soal bila harus buka atau menutup sekolah di masa pandemic, sebab pembelajaran dipastikan tetap terlaksana. Sebab yang paling terpenting dari itu semua yakni kehatian-hatian dalam menerapkan pembelajaran tatap muka
“Karena seperti yang kita tahu di kota-kota besar saat ini angka COVID-19 sedang meningkat,”katanya.
Sedangkan di Morowali saat ini, belum semua guru tervaksinasi. Padahal hal itu menjadi syarat sekolah bisa dibuka kembali. Adapun bila pembelajaran tatap muka sudah boleh dilaksanakan, waktunya juga tidak akan lama.
“Sekolah hanya wajib mengadakan pembelajaran tatap muka dua kali seminggu. Karena saat ini dikhawatirkan ada virus baru dari India yakni varian Delta,” jelasnya lagi.
Walau begitu, Amir tetap berharap pembelajaran tatap muka bisa terlaksana sebab itu adalah harapan dari semua kalangan, mulai dari orangtua, siswa, guru dan Dinas Pendidikan.
“Walaupun COVID-19 di Morowali mulai menurun, tetap harus ada komitmen dengan pemangku kepentingan,”tutur dia.
Seluruh unsur harus bersepakat menjaga proses belajar tatap muka berjalan dengan baik. Hal itu didukung oleh komitmen dari setiap pihak. Mulai dari kepala desa, unsur-unsur masyarakat tetap harus mentaati protokol kesehatan. Menjaga agar lingkungannya tidak boleh dimasuki oleh orang-orang luar yang bisa saja membawa virus tersebut.
“Kita tetap berdoa agar bulan tujuh rencana pembelajaran tatap muka bisa berjalan dengan semestinya,”tutup Amir. INT