Petani Cengkih di Morowali Menjerit

bunga-cengkih-2

MOROWALI, MERCUSUAR – Musim panen tahun 2019, petani cengkeh di Kabupaten Morowali menjerit akibatkan harga jual komoditi itu semakin anjlok.

Usai panen tiga bulan terakhir, harga cengkih jatuh, yakni Rp60.000 per kilogram (kg). Padahal tahun 2018 lalu harga cengkih berkisar Rp90.000 hingga Rp100.000 per kg.

Sementara untuk sewa pemanjat, petani harus merogoh kocek Rp120.000 per hari, dimana dalam sehari rata-rata yang bisa dihasilkan hanya lima kg jika sudah kering. Belum lagi ongkos petik dari kerangka buah yang berkisar Rp1.000 per liter.

Wahab, salah seorang pemilik kebun cengkih mengaku belum berani menjual hasil panennya, karena harga yang masih sangat rendah.

Ia berharap pemangku kebijakan baik di pusat maupun daerah dapat kembali menstabilkan harga cengkih sehingga petani cengkeh tidak mengalami kerugian, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Harga cengkih tahun ini luar biasa anjloknya. Kami yang hanya mengandalkan hasil panen setahun sekali sangat terasa pedihnya. Kami hanya bisa berharap mulai dari Pemerintah Pusat sampai di daerah bisa menstabilkan kembali harganya, karena cengkih juga masih merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan banyak produk. Semoga bisa jadi perhatian,” ujarnya. BBG

 

Pos terkait