MERCUSUAR – Pencegahan Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, perlu kerja sama multipihak untuk mewujudkan cita cita bersama agar tidak ada kebakaran lahan.
“Dunia usaha dapat mengambil peran positif dalam membantu pengendalian karhutla,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, saat menandatangani nota kesepakatan atau memorandum of understanding (mou) bersama Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Kamis (16/10/2025).
Menurut Eddy, kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari roadshow kunjungan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq beberapa waktu lalu di berbagai wilayah di Indonesia yang meninjau kesiapan perkebunan kelapa sawit dalam pencegahan kebakaran lahan.
Kedua organisasi akan saling bantu dan secara bersama melakukan pembinaan masyarakat dalam upaya pengendalian karhutla.
Melalui program-program bersama yang akan dilakukan kedua organisasi itu, kapasitas dan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian karhutla diharapkan semakin kuat. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam tanpa pembakaran juga kian meningkat.
Tidak hanya meningkatkan kapasitas dan kepedulian masyarakat, melalui nota kesepekatan tersebut, baik GAPKI maupun APHI akan membentuk model pembinaan Desa Peduli Api atau Kelompok Tani Peduli Api sebagai percontohan lintas sektor.
“Bahkan, melalui mou ini kami bersama-sama akan membangun mekanisme koordinasi, patroli, serta respon cepat terhadap bahaya karhutla,” kata Ketua Umum APHI, Soewarso.
Kerja sama GAPHI dan APHI, menurut Soewarso, ini tidak berhenti di tarap edukatif ataupun peningkatan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat, tapi juga menyangkut peningkatan teknologi. Menurutnya, melalui nota kesepakatan ini akan dilakukan upaya pengembangan teknologi dan sarana prasarana pengendalian kebakaan hutan dan lahan. */MAN