PALU, MERCUSUAR – DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulteng mengirimkan tiga orang relawan, untuk bertugas pada penanganan tanggap darurat bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
Ketua Bidang Kepanduan dan Bela Negara (BKBN) DPW PKS, Iwan Rifai, melepas secara simbolis relawan PKS Sulteng, dari Kantor DPW PKS Sulteng, di Palu, Kamis (11/12/2025).
“Tiga relawan yang dikirim adalah Ketua Bidang BPPNNAKER DPW PKS Sulteng, Takwin, Ketua Bidang Komunikasi dan Digital (Komdigi) DPW PKS Sulteng, Abdul Hanif ibn Djaiz, dan Anggota Fraksi PKS DPRD Sulteng, Hj. Fatimah Amin Lasawedi,” ungkap Iwan.
Salah seorang relawan yang diberangkatkan, yakni Abdul Hanif, merupakan personel kepanduan dan alumnus Pendidikan Kepanduan Tingkat madya,
“Insyaallah, bisa menyesuaikan dengan kondisi di Sumbar. Sebagai seorang Kabid bidang komunikasi, nantinya silakan optimalkan sosialisasi, serta diharapkan ikut membantu peliputan dan publikasi media kegiatan relawan dan penyaluran bantuan. Juga melakukan liputan untuk me-follow up tugas-tugas kemanusiaan teman-teman relawan di lokasi bencana,” tutur Iwan.
Dalam surat tugas yang ditandatangani langsung Ketua DPW PKS Sulteng tersebut, relawan yang turun ke Sumber ditekankan untuk melakukan koordinasi dengan posko utama PKS penanggulangan bencana setempat atau DPW PKS Sumatra Barat.
“Tempat yang pertama kali didatangani ketika sampai di lokasi bencana, adalah Posko Utama DPW untuk melaporkan diri dan koordinasi. Ini sifatnya wajib,” tekan Ketua DPW PKS, Muhammad Wahyudin.
Relawan yang turun ke Lokasi bencana, juga harus membantu menyalurkan bantuan logistik, kebutuhan darurat, dan dukungan relawan lainnya.
Sebelumnya, DPD PKS Kota Palu telah mengirimkan satu orang relawannya menuju Aceh, yakni Nurkhalis, yang juga anggota legislatif dari DPRD Kota Palu. Nurkhalis sudah melakukan pekerjaannya di Aceh dengan membantu relawan PKS lainnya, mendistribusikan sembako, alat makan dan masak, alat penerang, pakaian, alat pendukung air bersih, hingga BBM, ke beberapa daerah yang terisolir. MBH
