PALU, MERCUSUAR – Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Kota Palu, berharap pembinaan olahraga Dayung di Provinsi Sulawesi Tengah semakin maju dan berkembang. Hal ini dikatakan Danlanal Palu berkaitan dengan keberhasilan atlet Dayung Sulawesi Tengah yang berkontribusi pada tim Indonesia di ajang Sea Games Vietnam 2022.
Seperti diketahui pedayung Indonesia asal Sulawesi Tengah di nomor Rowing kelas ML2-, yakni Rio Risky Darmawan baru saja menyabet medali emas Sea Games ke-31 di Hanoi, Vietnam yang berpasangan dengan Jefry Ardianto asal DKI Jakarta. Oleh karena itu Danlalal Palu sebagai pembina olahraga air, termasuk Dayung turut bangga atas capaian prestasi Rio Risky Darmawan.
Perjalanan prestasi seorang Rio Risky Darmawan dari anak desa yang tak memiliki sarana olahraga air dan kini menjelma menjadi pedayung handal di Nusantara ini tak lepas dari peran pelatihnya, yakni Wahyu Aristina yang notabene adalah prajurit TNI AL.
Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) berpangkat Sersan Mayor ini bahkan tak pernah berhenti merekrut calon atlet-atlet Dayung dari berbagai pelosok wilayah Sulawesi Tengah, meski harus menampung mereka di asrama militer Angkatan Laut hanya untuk menegaskan eksistensi bahwa Sulteng tak kehabisan calon atlet Dayung berbakat.
Namun, niat baik untuk melahirkan calon atlet Dayung berbakat dari seorang Wahyu Aristina mulai tergerus oleh aturan kemiliteran TNI Angkatan Laut khususnya dalam asrama militer yang sejatinya melarang warga sipil beraktifitas dan tinggal dalam asrama TNI AL.
Olehnya Danlanal Palu berharap pemerintah provinsi Sulawesi Tengah dalam hal ini KONI Sulawesi Tengah menyediakan asrama atlet agar bisa digunakan dalam rangka pembinaan atlet yang terstruktur.
Sejak tahun 2017 hingga sekarang, kata Danlanal pemusatan atlet Dayung mandiri dilakukan di asrama TNI AL yang lama di Kelurahan Talise. Calon atlet –atlet Dayung dibina untuk menjadi atlet Sulawesi Tengah di berbagai ajang.
“Dalam komplek militer itu disiplinnya sangat keras dan pastinya menyulitkan para atlet beradaptasi apabila kedisiplinan diterapkan secara penuh. Kalau bicara aturan, dalam kompleks asrama militer tak boleh ada aktivitas warga sipil . Tapi, jika selama ini dibolehkan, itu sangat luar biasa bahkan diluar kebiasaan,” ujar Danlanal Palu kepada wartawan, Kamis (19/5/2022).
Menurut Danlanal fasilitas dalam kompleks asrama TNI AL, baik itu akomodasi maupun juga konsumsinya tak bisa menjamin kualitas gizi atlet terpenuhi. Olehnya perlu perhatian lebih dari KONI Sulawesi Tengah dengan menyediakan akomodasi sesuai standar.
Danlanal yakin, dengan penyediaan wisma atlet, olahraga Dayung akan lebih bersinar dan berkembang. “Sedangkan pembinaan di dalam asrama Lanal Palu saja dapat medali emas, apalagi kalau ada wisma atletnya, malah makin banyak medali emas,” katanya.
“Masalah ini akan kami diskusikan dengan Pemerintah Provinsi dan KONI Sulawesi Tengah . Karena ini perlua dibahas untuk mencari jalan keluar. Bahkan bila perlua atlet yang layak, bisa dimasukkan menjadi prajurit TNI AL,” tambah Danlanal.
“Saya mengapresiasi perhatian besar dari gubernur terhadap atlet berprestasi dengan memberikan bonus hadiah rumah. Namun tak kalah pentingnya lagi adalah calon atlet berprestasi,” tutupnya. CLG