PALU, MERCUSUAR – Kemenangan Tatura FC di partai perdana turnamen Mujib Karim Cup 2022, Sabtu (18/6/2022) lalu disambut gembira pelatih mereka, Coach Ken. Pasalnya, Mujib Karim Cup 2022 adalah debut sang juru taktik ini pasca menyandang lisensi pelatih PSSI. Alhasil, kemenangan dengan skor 4 – 2 atas Telkom FC tersebut membawa Tatura FC memuncaki klasemen grup G dengan nilai 3, berada di atas Pesma Mamboro, Palayua Selection dan Telkom FC.
Coach Ken adalah nama baru di jagad kepelatihan PSSI Sulteng. Namun pensiunan polisi ini sejatinya bukan orang baru di persepakbolaan Sulawesi Tengah karena sampai saat ini masih berstatus sebagai wasit C1 Nasional .
“Saya memang masih berstatus sebagai wasit nasional, kalau saat ini saya mencoba sebagai pelatih, saya pikir ini bukan sebuah kebetulan karena wasit dan pelatih masih dalam satu jalur Sepak bola,” ujar Coach Ken kepada Mercusuar, di lapangan Faqih Rasyid, Sabtu (18/6/2022).
Masih terlalu dini menilai kemampuan Coach Ken sebagai pelatih Sepak bola. Namun wasit termuda lulusan Ternate 2003 ini juga punya masa depan di bidang kepelatihan Sepak bola. Paling tidak putra dari legenda wasit nasional, Darwis Lumu ini sudah berani tampil di turnamen besar di Kota Palu. “Sebelum menangani Tatura FC di Mujib Karim Cup ini, saya juga pernah menjadi pelatih di beberapa klub lokal yang ada di Kabupaten Donggala wailayah pantai barat diantaranya PS Tatari Putra Lero, Mitra Bonda FC, Permata Bale dan Semangat Baru Bonemputi Tibo. Artinya saya mencoba hal baru lagi sebagai pelatih di klub ibu kota Sulteng,” ungkap Coach Ken yang meminta pensiun dini dari kepolisian RI.
Saat ini waktu yang baik bagi Coach Ken untuk mengaplikasikan ilmu kepelatihannya kepada pemain. Oleh karena itu dirinya bersama pemerhati Sepak bola telah mendirikan Sekolah Sepak bola (SSB) yang bernama FC Binatama . “Untuk menuju ke puncak harus memulai dari bawah. Jadi, mendidik pemain muda di SSB menurut saya sangat perlu dilakukan sebelum memegang tim senior,”terangnya.
Semoga karir kepelatihan Coach Ken kedepannya bisa menanjak dan bisa tampil di kompetisi resmi PSSI seperti kala dirinya saat menjadi wasit Sepak bola di Liga Indonesia.
“Wasit dan pelatih adalah dua sisi yang berbeda serta tidak bisa dipisahkan dari Sepak bola yang memiliki perbedaan tantangan tapi satu tujuan, yaitu sukses. Bravo wasit, bravo pelatih, sukses,” tutupnya. CLG