PALU, MERCUSUAR- Cabang Olahraga (cabor) Taekwondo punya kans merebut medali emas di PON Papua. Syaratnya, harus mampu menaklukkan lawan di babak final atau menjadi pengumpul poin tertinggi . Kalau ini terjadi maka tim Sulawesi Tengah yang selama ini selalu tak bisa bergerak dari papan bawah berpotensi naik ke papan tengah di PON edisi ke XX 2021.
Diakui atau tidak kemampuan atlet Taekwondo Sulawesi Tengah sejauh ini mulai diperhitungkan di kancah nasional , apalagi dengan hadirnya, Rahman Darwin dan Kadek Dwipayana dalam skuad inti timnas Asian Games 2018 sudah menjadi bukti kalau pembinaan di Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Sulawesi Tengah berjalan baik. Di level junior Vicenzo Johansen Angtolis juga mulai mendapat kepercayaan PB TI sehingga dia dipanggil ke pelatnas Asean School Games. Dengan fakta tersebut paling tidak ada asa besar Taekwondoin Sulteng bisa berdiri di podium juara pada PON XX mendatang. I Kadek Dwipayana . Tapi, yang namanya kompetisi selalu ada saja faktor non tehnis yang bisa jadi mengubur mimpi besar atlet untuk meraih medali emas impian. Ya, referee atau wasit kadangkala dinilai menjadi kambing hitam atas kegagalan atlet usai berlaga di final. Bahkan tak jarang banyak menimbulkan protes .
Kenapa bisa terjadi ?, salah satu sebab karena referee mungkin saja tak berlaku sportif dangan menguntungkan salah satu atlet tertentu yang biasanya atlet tuan rumah. Dalam dunia olahraga beladiri seperti Tinju, Karate, Taekwondo, Pencak Silat yang nota bene cabor tidak terukur, praktek-praktet tersebut sudah lazim terjadi.
Nah, ditunjuknya Sumarno Syamsuri sebagai Chief Referee Taekwondo (CRT) di PON XX, tampaknya membawa angin segar bagi atlet-atlet Taekwondo Sulawesi Tengah. Siapa Sumarno Syamsuri?. Dalam data yang dihimpun Mercusuar, Sumarno Syamsuri adalah wasit Taekwondo Sulawesi Tengah dengan jabatan saat ini WTF Referee International atau wasit Internasional Taekwondo.
Ada alasan yang menguatkan opini tersebut. Dengan posisi sebagai Chief Referee, atau ketua wasit Taekwondo PON yang dipegang Sumarno Syamsuri, artinya potensi kecurangan terhadap atlet Taekwondo Sulawesi Tengah bisa diminimalisir dengan hadirnya Sumarno yang nota bene ketua harian Taekwondo Indonesia (TI) Sulawesi Tengah.
“Wasit yang akan bertugas nanti di PON XX hanya 34 , dari 50 orang. Dengan hadirnya saya sebagai Chief Referee, ini pertanda baik . Artinya tak ada lagi wasit yang mungkin saja merugikan atlet kita,” ujar Sumarno Syamsuri kepada Mercusuar belum lama ini.
Kini, saatnya Taekwondo Sulawesi Tengah bisa berbuat banyak. Dan sekali lagi, jabatan Chief Referee Taekwondo yang dipercayakan kepada Sumarno Syamsuri diharapkan membuat semangat Taekwondoin Sulteng akan berlipat ganda.
“ Kita semua mengerahkan kekuatan dan ini peluang terbaik meraih emas dan saya memang berharap medali emas. Salah satu alasan waktu Try Out di Bali nomor poomsae menyumbang dua emas tapi walaupun tanpa kehadiran tim kuat Jawa Barat. Bermain di Papua sama dengan kita main dikandang yang nota bene wilayah bagian timur republik ini,” tutur Sumarno. CLG
.