PALU, MERCUSUAR- Satuan Tugas (Satgas) Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) PON Sulawesi Tengah, kembali menggelar rapat dengan cabor lolos PON, Dispora Sulteng dan KONI Sulteng. Rapat yang digelar di Puskodal Songgolangi Kantor Korem 132 Tadulako pada Senin (6/5/2024) kemarin dipimpin langsung ketua Satgas , Danrem 132/Tdl, Brigjend TNI Dody Triwinarto dan dihadiri Dinas Pemuda dan Olahraga Sulteng, perwakilan cabor PON, dan pengurus teras KONI Sulteng, yakni antara lain Sekum Husin Alwi, Bendum Armin Amiruddin, Alhizam Lamadau, Humaedi Latif, Mohammad Warsita, Hendi Maratua Sagala, dan Edison Ardiles.
Tema yang jadi pembahasan pertemuan tersebut masih seputar rasionalisasi anggaran PON, di mana kontingen Sulawesi Tengah yang berjumlah 212 atlet, 97 pelatih, dan 152 CdM akan mengikuti 30 cabang olahraga, belum termasuk cabor Sambo.
Dari rapat tersebut juga, tim satgas membeberkan skala prioritas cabor unggulan meliputi Renang, Dayung, Atletik, Karate, Taekwondo, Gateball, Kick Boxing dan Tenis Meja untuk meraih medali emas. Namun demikian KONI Sulteng yang jadi leading sector pembinaan olahraga prestasi justru dibuat bingung dengan tidak adanya cabor Triathlon masuk dalam cabor unggulan yang dipetakan Satgas. Padahal Triatlon lolos PON berstatus medali emas. Bahkan cabor bermotor pun yang notabene merebut medali perunggu di PON Papua tidak masuk skala prioritas.
Rapat yang digelar untuk kedua kalinya ini juga akhirnya menghasilkan angka total Rp 55 miliar dari idelanya Rp 105 miliar yang meliputi Rp 10 miliar kebutuhan Puslatda dan Rp 44 miliar untuk PON. “Ini angka normal, bukan ideal. Berangkat kita aman dan Pulang kita aman,” ujar Dody Triwinarto.
Rasionalisasi anggaran yang terpangkas sekira 50 persen tersebut mengharuskan para atlet mau tak mau harus legowo tinggal di barak asrama Batalyon 711 Rakstama dan rumah susun kompleks olahraga Faqih Rasyid Koream 132 Tadulako atau Mako Brimob. Padahal pada Puslatda PON Papua, Atlet Sulteng diinapkan di Hotel Bintang 5, Sutan Raja.
“Kami akan siapkan 10 prajurit 711 untuk melatih disiplin atlet. Tidak ada prestasi yang dicapai dengan mudah dan santai dengan tempat gemerlapan. Jadi kita raih dengan keras, keras bukan berarti kasar. Keras terukur baik mental dan lainnya. Harapan kita seperti ini,” kata Dody Triwinarto.
Kendati demikian, pada 14 Mei satgas akan mempresentasikan di DPRD Sulteng agar Rp 55 M bisa segera terwujud. “Saya akan bertanggung jawab begitu juga nanti selesai saya akan pertanggung jawabkan,” ucap Dody.
Diketahui, dari sasil sharing selama kurang lebih 10 hari, anggaran yang ada baru mencapai Rp 21 miliar, 4 miliar untuk operasional KONI Sulteng. Berarti kekurangan mencapai Rp 34 miliar lagi. CLG