PALU, MERCUSUAR – Debut Witan Sulaiman di kompetisi Super Liga Serbia 2020 akhirnya tercapai ketika FK Radnic Surdulica, klub yang dibelanya menghadapi Radnicki di stadion FK Radnic, Surdulica, Sabtu (13/6/2020).
Pemain kelahiran Palu Sulawesi Tengah berusia 18 tahun ini masuk di menit ke-64 menggantikan Bogdan Stamenkovic. Sayangnya, meski bermain di kandang sendiri, Witan Sulaiman dkk gagal meraup poin dan menyerah dengan skor 2-4.
Debut Witan yang sudah lama di tunggu tersebut tentunya membuat penikmat bola tanah air senang dan bangga dengan debut pemain Indonesai kedua di kompetisi Eropa ini setelah Egy Maulana.
Perasaan paling senang tentunya dirasakan kedua orang tua Witan Sulaiman, yakni Humaidi dan Nurhayati setelah pemain timnas U22 ini dipercaya pelatih Nenad Vanic merumput sejak menit ke-65.
“Mendengar kabar dari Witan kalau dia masuk dalam line up, saya terkejut campur senang. Kalau dibilang senang itu pastilah. Orang tua mana yang tak bahagia melihat anaknya bisa tampil di kompetisi Eropa. Walaupun hanya sebagai pemain pengganti, saya kira waktu bermain selama 25 menit sebagai debutan, itu sudah merupakan capaian yang luar biasa menurut kami dan ini sangat berharga sekali. Tentunya kami berharap penampilan Witan bisa di apresiasi pelatihnya dan siapa tahu di pertandingan selanjutnya bisa mendapatkan menit bermain lebih banyak lagi,” ujar Humaidi, ayah Witan Sulaiman saat dikonfirmasi Mercusuar, Minggu (14/6/2020). Sementara itu Nurhayati yang tak lain adalah ibu Witan Sulaiman hanya meminta Witan Sulaiman bisa menjaga kesehatan dan berlatih dengan tekun.
“Kami berharap Witan bisa menjaga kesehatannya dan latihannya harus fokus da tak lupa beribadah,” ucap Nurhayati. Ketua PSSI Kota Palu, Akram Agus menilai Witan Sulaiman
Di satu sisi, Wakil Ketua Asprov PSSI Sulawesi Tengah, Hadianto Rasyid menyebut debut Witan Sulaiman tersebut menjadi bukti kalau talenta muda Indonesia sudah layal mendapat tempat di line up.
“Sangat membanggakan bagi kita masyarakat Sulawesi Tengah, dan ini akan menjadi motivasi yang sangat baik buat anak-anak kita khususnya di dunia persepakbolaan bahwa ternyata seorang anak dari Palu mampu berkiprah sampai ke level international, dan ini diharapakan menjadi signal yang baik buat semua kita, dan khususnya pemerintah untuk menyadari bahwa kita memiliki bibit-bibit atlet yang berpotensi di Sulawesi Tengah, dan bagaimana memberikan perhatian yang lebih baik kepada mereka,” ucap Hadianto Rasyid.
Sementara itu Akram Agus yang menjabat Ketua PSSI Kota Palu menilai kepercayaan pelatih pada kemampuan Witan yang dimainkan sejak menit ke-65 menjadi tantangan bagi pesepakbola alumni SSB Galara Utama Palu ini.
“Kalau ada pemain muda Indonesia yang di kontrak salah satu klub di Eropa dan dipercaya pelatihnya untuk bermain, ini sesuatu yang sangat luar biasa. Tapi, ini menjadi tantangan sulit karena secara tak langsung Witan harus menjaga kepercayaan itu. Tentunya dengan berlatih lebih giat. Kita berharap bagaiman caranya Witan bisa menjaga performa nya kalau diberikan peluang bermain lagi,” sebut Akram Agus .
25 menit waktu untuk Witan telah diberikan pelatihnya. Tersisa 65 menit untuk meyakinkan pelatih secara penuh agar aksi –aksi Witan bisa lebih maksimal di panggung Eropa. CLG