BOGOR, MERCUSUAR– Di antara sorotan laga antara Persipal U14 melawan ASIOP Football Academy, ada satu nama yang diam-diam mencuri perhatian karena permainannya yang cemerlang. Bukan pencetak gol, bukan pula pemain depan. Dia adalah Didik Algifari Zakir, bocah asal Sindue Kabupaten Donggala , yang berdiri kokoh di jantung pertahanan.
Menghadapi ASIOP, tim besar dengan label unggulan juara di TopSkor National Championship 2025, bukan perkara mudah. Serangan bertubi-tubi, umpan-umpan cepat, hingga duel fisik menjadi ujian nyata. Tapi Fari, begitu ia akrab disapa, menjawabnya dengan ketenangan dan kedisiplinan maksimal.
Sejak babak pertama, Fari terlihat tenang menjaga area pertahananya. Ia tak pernah panik, tak ragu menyapu bola, dan selalu tepat posisi saat mengawal pemain lawan yang punya postur jauh lebih besar.
Beberapa kali ia melakukan intersep bersih yang menyelamatkan gawang Persipal dari ancaman serius.
“Dia anak yang tahu kapan harus menekan, kapan harus mundur. Secara taktik dan mental, Fahri sangat siap,” puji pelatih Abd Hafid, usai laga yang berakhir imbang 1-1 itu.
Sayangnya, saat Persipal U14 sudah unggul 1-0 hingga memasuki akhir laga kisah gemilang Fari di laga ini harus terhenti lima menit sebelum bubaran. Cedera membuatnya harus ditarik keluar dan digantikan Amar. Mungkin karena kebetulan atau tidak ASIOP mampu mencetak gol penyama pada dua menit jelang bubaran. Meski demikian, kontribusi Fari sudah lebih dari cukup untuk membantu Persipal mencuri satu poin berharga.
Didik Algifari lahir di Palu, 28 Juni 2012, dan kini menimba ilmu di SMPN 2 Palu. Tapi semangatnya bertarung di level nasional membuktikan bahwa talenta besar bisa datang dari mana saja.CLG