PALU, MERCUSUAR- Ketua Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Sulawesi Tengah, Yudi M Tangahu membeberkan bahwa saat ini sumber daya wasit juri Karate Sulteng yang sudah berusia di atas 50 tahun sangat banyak sehingga dirasakan perlu melalakukan regenerasi.
Yudi M Tangahu mengatakan hal tersebut saat meresmikan kegiatan Seminar, Penataran dan Ujian Wasit Juri Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Sulawesi Tengah (Sulteng) yang diselanggarakan di salah satu hotel di Kota Palu, Jumat (10/9/2021).
Tujuan digelarnya giat tersebut, kata Yudi untuk mencari generasi-generasi yang bisa menggantikan wasit yang ada saat ini agar menjadi wasit professional. Karena sebagaian besar wasit Sulteng sudah rata-rata berumur 50 tahun bahkan 60 tahun.
‘’Ini merupakan program prioritas, dan kita melihat bagaimana regenerasi, karena yang sudah disampaikan ketua panitia kita sudah memasuki usia-usia senja. Wasit juri ini juga merupakan salah satu bagian dari keselurahan program FORKI Sulteng dalam rangka untuk menunjang perwujudan prestasi, agar para wasit juri bisa mengatur dan menghasilkan atlet-atlet profesional.
‘’Kemudian di samping pelatih, tentu saja kita bisa menghasilkan perwasitan yang professional, kenapa karena di pertandingan ini wasit yang menentukan wasit yang pegang peranan jadi dia merupakan hakim di arena pertandingan, jadi kalau wasit salah mengambil keputusan maka dia akan merugikan atlet-atlet yang punya kompetensi yang bisa berprestasi tapi keliru dalam mengambil keputusan akan mempengaruhi mereka’’ lanjut dia.
Kuncinya, tambah Yudi M. Tangahu di dalam program ini, ada 4 pilar atlet, pelatih, wasit juri yang terakhir adalah pengelola atau pengurus, kalau atlet dibiarkan sendiri maka atlet tidak akan menghasilkan prestasi yang baik, karena itu dibutuhkan pelatih yang berkualitas.
Sementara itu ketua panitia pelaksana, Vecky mengharapkan kegiatan tersebut harus dimanfaatkan oleh para sempai-sempai sehingga bisa menjadi wasit yang professional.
“Kegiatan ini diikuti oleh seluruh cabang FORKI Sulteng dari 13 kabupaten kota dan yang mengikuti kegiatan ini yang ada sekarang di ikuti oleh 8 kabupaten kota. Dan kami harapkan kegiatan ini harus dimanfaatkan oleh para sempai-sempai sehingga bisa menjadi wasit yang professional. Arti professional dalam konteks ini adalah mengambil keputusan dan memimpin setiap kegiatan pertandingan,” tutupnya. MG1