GSI Secara Virtual Diikuti Palu, Sigi dan Parmout

GALASISWA

PALU, MERCUSUAR – Kompetisi Sepakbola tingkat SMP yang bernama Gala Siswa Indonesia  atau disingkat GSI  mulai diputar lagi. Di tingkat  kabupaten/kota di Sulawesi Tengah sudah mulai dilakukan seleksi secara virtual. Hal ini dilakukan karena terkait dengan pandemic Covid-19 yang belum mendukung untuk dilakukan secara langsung.

Ada tiga daerah  di Sulawesi Tengah, yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong yang mengirim siswanya untuk diseleksi lewat video.

Terkait hal itu, kordinator Provinsi GSI, Muhammad Warsita menyebut Donggala, Poso, Tolitoli termasuk Morowali sudah melakukan registrasi. Namun daerah tersebut hanya sebatas registrasi saja.  

“Sebenarnya ada beberapa kabupaten yang sudah melakukan registrasi juga  seperti Poso, Donggala tapi mereka hanya mendaftar saja dan tidak menginput berkas-berkas yang dibutuhkan di GSI. Kami tak tahu alasan persisnya. Tapi, waktu kami tanyakan ke Donggala,Poso, Morowali termasuk Tolitoli, mereka katanya terkendala pada sekolah-sekolah yang tak bisa mengumpul siswanya selama pandemic ini dan yang kedua masalah klasik, yaitu tak ada anggaran di sekolah untuk menggunakan dana itu,” sebut Warsita kepada Mercusuar saat dikonfirmasi, Selasa (6/10/2020).

Warsita menambahkan untuk Kota Palu hanya diwakili tiga sekolah saja. “Dan khusus di Palu keterlibatan SMPN 2, SMPN 12 dan SMP Madani yang ikut seleksi secara virtual karena  inisiasi  kepala sekolah yang pro aktif untuk mengikutkan siswanya,” imbuhnya.

Regulasi yang ditetapkan di masa pandemic Covid-19 yang  menilai pemain hanya lewat video, kata Warsita dinilai tak maksimal. “Jujur, penilaian secara virtual lewat video ini tidak memungkinkan akan  menghasilkan seratus persen (kemampuan individu maupun tim). Artinya siapapun yang nantinya dipilih oleh penilai, ya itulah regulasi yang sudah ditetapkan  di masa pendemic ini,”  jelasnya.

Kompetisi GSI di tingkat nasional, lanjut Warsita ada tiga opsi yang ditawarkan oleh pusat. “Kami, semua kordinator di Indonesia  sangat bersemangat dengan tawaran pertama yaitu menggelar kompetisi secara langsung  seperti tahun lalu, tetapi mungkin bukan di Jakarta. Tetapi dicari daerah yang mumpuni dalam hal lapangan dan tidak masuk  dalam  zona merah. Lalu sistim yang ditawarkan juga yaitu pusat sendiri yang akan memilih masing-masing lima pemain yang mewakili Sulteng yang akan digodok lagi untuk masuk dalam timnas pelajar . Dan yang ketiga penilaian lewat video tapi yang menilai dari provinsi lain,” tutupnya. CLG  

Pos terkait