PALU, MERCUSUAR – Seteleh meyelesaiakan pertandingan di kelompok junior, turnamen Tenis Siranindi Cup 2020 lansung dilanjutkan dengan laga petenis-petenis senior yang mulai dipertandingkan Rabu (11/11/2020) siang. Sebanyak 24 petenis old stars tersebut bertanding di kategori usia ganda 110 tahun, ganda 90 tahun dan ganda bebas usia.
Kegiatan turnamen Tenis Siranindi Cup 2020 yang kini masuk pada edisi keenam, sebelumnya diresmikan pelaksanaannya oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola yang ditandai dengan pelepasan balon ke udara.
Dalam sambutan singkatnya, gubernur mengapresiasi semangat atlet-atlet senior yang tampil memeriahkan even tahunan pengprov Pelti Sulteng ini. Namun demikian gubernur yang berulang tahun tepat di acara opening ini berharap even Siranindi Cup dapat melahirkan atlet junior Sulteng berbakat. Sedangkan untuk petenis senior, gubernur meminta dijadikan ajang silaturahim.
“Kalau even ini meriah dengan hadirnya atlet yang bukan lagi (usia) prestasi, kami sangat apresiasi. Tapi, bukan itu tujuan kita sebenarnya. Karena yang kita cari adalah atlet junior yang kita harapkan kedepannya menjadi atlet nasional dan itu adalah tujuan Siranindi Cup edisi yang keenam ini. Kalau saya dan bapak-bapak tentunya hanya mencari keringat saja,” ujar Longki Djanggola dihadapan peserta.
Sementara itu Sekretaris Umum Pelti Sulteng, Danny Syamsu Wawolumaja mengharapkan Siranindi Cup tak hanya menjadi ajang adu sisa-sisa skill petenis senior, namun dapat menjadi contoh positif bagi petenis muda, bagaimana menjaga fisik dan stamina sehingga dalam usia yang sudah setengah abad, petenis senior masih tampak sehat dan bugar.
“Turnamen Siranindi Cup ini kan sudah campuran, ada kategori junior kelompok usia 12,14 dan 16 tahun putra putri dan kategori dewasa.Artinya kita berharap menemukan bibit muda baru dalam artian mana yang bisa dibina untuk prestasi kedepan. Nah, kalau yang dewasa paling tidak bisa jadi motivasi atlet-atlet muda lainnya,” ujar Danny Syamsu kepada Mercusuar.
Siranindi Cup 2020 tak hanya diikuti petenis lokal Sulawesi Tengah seperti dari Palu, Donggala dan Tolitili, namun diramaikan juga dengan kehadiran atlet dari Gorontalo dan Kendari. CLG