Hanafing Bicara Sepak Bola Pra PON Sulteng

PALU, MERCUSUAR- Asprov PSSI Sulawesi Tengah sedang mempertimbangkan siapa yang tepat  duduk sebagai pelatih kepala tim Sepak bola Sulawesi Tengah di Babak Kualifikasi (BK) PON Aceh-Sumut 2024. Karena saat ini ada tiga nama familiar di jagad Sepak bola nasional yang diusulkan untuk menukangi Sulteng, yakni Djajang Nurdjaman, Zulkifli Syukur dan Jaime Rodrigo Rojas.

Sekaitan hal itu, instruktur pelatih Sepak bola nasional, Hanafing menilai rencana  Asprov dalam menggaet pelatih luar Sulawesi Tengah perlu ditinjau lagi. Menurut Hanafing, sebaiknya Asprov memaksimalkan pelatih lokal Sulawesi Tengah yang saat ini sudah memenuhi kriteria dalam regulasi PON 2024. Kalaupun menggunakan pelatih luar, posisinya hanya menjadi direktur teknik yang menelurkan program-program  kerja kepada pelatih.

“PON ini kelasnya adalah amatir, dari usia, pengalaman pasti sama, tingkat intelejensi juga pasti sama. Kita butuh pelatih yang bisa membina anak muda. Dan pelatih lokal pasti tahu karakter pemain lokal karena PON ini adalah asli pemain daerah, bukan Liga 1 yang bisa pakai pemain luar atau pelatih luar. Kalau kualitas  Djajang (Nurdjaman) saya tahu, dia bukan tipikal  pembina, kalau Zulkifli (Syukur) masih aktif main dan masih baru, belum pegang tim. Rojas tahunya  hanya pemain jadi,” terang Hanafing yang pernah jadi Direktur Teknik Persipal di Liga 3 Nasional. 

Tak hanya itu, eks sayap kiri timnas di era 80-an ini berharap Sulawesi Tengah sudah harus menggelar persiapan sejak sekarang jika ingin lolos kualifikasi PON. 

“Selain maksimalkan pelatih lokal, waktu persiapan juga harus lama jika bicara medali emas. Kalau standar teknik  dan taktikal game bisa 80 persen, dan standar kesalahan antara 10-15 persen saja, terus sentuhan bola bisa mencapai antara 400-500 sentuhan sudah bisa bicara medali emas,” kata Hanafing saat dihubungi, Rabu (26/4/2023).

Hanafing yang menyebut dirinya masih terikat kontrak dengan Persipal BU sampai tahun 2024 menekankan sudah saatnya manajemen tim Sepak bola Pra PON memaksimalkan peran tim analisis .

“Kita butuh tim analisis karen dari mana kita tahu lawan kalau tanpa analisa terlebih dahulu. Tim analisis ini bisa juga dari akademisi,” tutupnya. CLG

Pos terkait