PALU, MERCUSUAR – Buntut dari keputusan wasit Sumarlin yang dinilai kontroversi dalam laga penyisihan grup D antara Tadulako Sulteng versus Paba FC menimbulkan komentar dari tim Tadulako Sulteng, salah satunya kapten tim Idham Pontoh.
Idham Pontoh meminta Asosiasi PSSI Provinsi Sulteng memberikan pencerahan lebih mendalam kepada perangkatnya agar dapat meminimalisir kasus serupa dan kasus lainnya di turnamen Sigi Cup.
“Kalau asisten wasit mengatakan tidak gol, berarti wasit tak boleh menganulir lagi dan itu sudah aturan regulasi PSSI. Harus ada pencerahan dari Asprov soal insiden itu. Kalau kita nonton liga-liga Eropa ketika terjadi hal demikian selalu wasit utama berkomunikasi dengan asistennya baru memutuskan gol atau tidak, dan ini yang tidak dilakukan wasit dalam insiden kemarin,” ujar Idham Pontoh tentang insiden di ujung babak kedua pada laga Tadulako Sulteng vs Paba FC pada Minggu (18/10/2020) lalu.
“Persoalan kami menang atau tidak itu hal kedua. Kami hanya ingin meluruskan persoalan atau aturan dan ini sangat perlu sekali. Dalam turnamen selevel apapun, aturan itu harus sama. Jangan karena hanya turnamen old star akhirnya silaturahmi kita dipecahkan dengan kontroversial yang tidak jelas,” tegasnya.
“Yang saya lihat wasit tidak betugas berdasarkan azas Wait and See atau melihat dan menunggu dalam kasus itu. Artinya biar lambat ambil keputusan yang penting tepat sasaran. Makanya, pengawas pertandingan harus lebih bijaksana lagi kedepannya dalam melihat kemampuan para wasit yang bertugas. Kasihan, bukan hanya kami yang dirugikan, lawanpun demikian. Misi kami ini dan teman-teman klub lainnya tentunya sama semua, yaitu mempererat silaturahmi saja. Tapi, tolong Laws of the Game nya juga harus tetap diterapkan lah,” tutupnya. CLG