Ketika Dua Atlet Sulteng Gagal Tampil di PON Papua

WhatsApp Image 2021-08-19 at 18.47.29-d8f3c850

Pejudo Arya Prasetya dan atlet Sepaktakraw Akyko Michelle Pepito dua andalan Sulawesi Tengah mengalami nasib sama, yakni gagal tampil di PON Papua XX 2020 yang akan digelar bulan Oktober 2021 .
Tulisan: ISSRIN ASSAGAF

Kedua atlet berbakat Sulawesi Tengah ini tergusur dari posisinya karena kebijakan pengurus olahraga masing-masing atlet. Bahkan Arya Prasetya melakukan ‘perlawanan’ atas kebijakan Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sulteng yang mencoret dirinya dari daftar nama atlet yang lolos ke PON lewat jatah willcard.
“Harapannya untuk PJSI saya menuntut keadilan hak saya sebagai atlet PON mohon dikembalikan. Karena ini cita-cita saya sejak awal mula latihan Judo. Saya juga mohon diperlihatkan surat pengunduran diri karena selama ini saya tidak pernah membuat atau menandatangani surat pengunduran diri tersebut,”kata Arya Prasetya, dikutip dari Tribunolahraga.com
“Saya akui di Jawa banyak fasilitas latihan dan teman latih tanding berkualitas. Jika ada yang mau memfasilitasi, saya siap pindah ke Jawa,”tambahnya lagi.
Menanggapi pencoretan Arya Prasetya, Sekum Pengprov PJSI Sulteng, Syamsir Alam menyebut pihaknya tak bermaksud mengganti posisi Arya Prasetya, bahkan mendukung pemilik tinggi 185 cm itu untuk tampil di PON.
“Soal ini sebenarnya sudah berapa kali kita jawab, dimediasi oleh KONI. Terkait pergantian (atlet) itu terjadi masih di kepengurusan PJSI lama. Intinya kami tak bermaksud mengganti (Arya), tidak ada. Justru atlet sendiri yang mengatakan tidak mau ikut PON kalau tidak dilatih oleh pelatihnya sendiri, sementara kita sudah terdesak oleh waktu yang diminta untuk segera memasukkan nama atlet (ke PON). Karena Arya tak memberikan jawaban lalu kita konsultasi ke PB (PJSI), apa bisa mengganti atlet?. PB bilang itu kewenangan pengprov PJSI Sulteng. Jadi, sekali lagi karena tidak ada jawaban dari Arya maka kesimpulannya pengprov lalu mengganti Arya karena kita juga sudah berkonsultasi dengan PB,”ujar Syamsir Alam kepada Mercusuar, Rabu (18/8/2021).
Dari klarifikasi pengprov tersebut, bisa disimpulkan bahwa pencoretan Arya Prasetya bukan keinginan pengprov, melainkan karena sikap atlet yang menolak tampil di PON kalau tak dilatih pelatihnya, Dedi Lawide dan Fadli Lawide. Sementara Pengprov PJSI Sulteng sudah menjalankan fungsinya secara tegas sesuai prosedur dan kelembagaan PJSI. Lalu bagaimana tanggapan pelatih Fadli Lawide dan Dedi Lawide atas kasus ini. Hingga berita ini dibuat belum ada klarifikasi dari pelatih Arya Prasetya meskipun sudah dihubungi.
Diketahui pada PON Papua, cabor Judo mendapatkan kuota 8 atlet per kelas dari rangking 1 sampai 7 ditambah 1 jatah tuan rumah. Setiap kontingen hanya bisa diwakili 1 atlet per kelas. PB PJSI pun memberikan jatah willcard kepada daerah yang atletnya gagal lolos ke PON tapi berdasarkan rangking nasional.
Di sisi lain, atlet Sepaktakraw peraih medali perunggu Asian Games 2018, Akyko Michelle Pepito juga mengalami hal serupa dengan Arya Prasetya, dicoret dari skuad PON Sulteng.
Namun Kyko, sapaan akrab Akyko Michelle Pepito menyebut masalah tersebut terjadi karena mis komunikasi antara dirinya dan Pengprov PSTI Sulteng. “Pencoretan terjadi itu karena ada mis komunikasi saja antra Kyko dengan PSTI. Tapi itu sudah dimediasi antara Kyko dengan PSTI (saling dipertemukan dan saling minta maaf.Untuk posisi sekarang jika dipercayakan,Kyko selalu siap.Dan yang pasti Kyko tidak pernah menyatakan untuk mengundurkan diri,”tulis Kyko via pesan whatsapp kepada Mercusuar.
Meski tanpa Akyko Michelle Pepito, kans Sepaktakraw putri Sulteng merebut medali diprediksi tetap terbuka. “ Takraw ini olahraga tim, atlet-atlet sudah berlatih, jauh sebelum puslatda pun anak buah saya sudah berlatih keras. Dan semua pemain sudah bertekad tampil maksimal. Tak ada masalah dalam tim, mudah-mudahan saja pada saatnya datang, anak-anak bisa menjaga dan meningkatkan mental bertanding,” ujar pelatih Sulteng, Sandrina Kaliey. **

Pos terkait