Kisah Sedih Donggala Utama di Hari Minggu

foto 1.

PALU, MERCUSUAR- Tahun  2019  genap  satu dasawarsa keikutsertaan Donggala Utama di panggung Raksatama Cup. Pada 2009 atau sepuluh tahun lalu skuad ibu kota Donggala ini merengkuh gelar juara dengan mengalahkan Galara Utama di fase adu sepakan pinalti. Namun sayangnya, siklus tersebut tak kesampaian ketika Rauf Junior mengganjal  mimpi Donggala Utama  di babak perdelapan final Raksatama Cup 2019 pada  Minggu (31/3/2019) sore .

Meski kalah, Donggala Utama yang kali ini dipimpin Fauzico Lamarauna sebagai juru taktik tampil  menekan sejak wasit Anas Mardha memulai kick off babak pertama.  Tusukan lewat sayap kiri dan kanan selalu mengancam pertahanan  Rauf Junior yang dibentengi  kwartet Zainuddin, Afriandi, Imanuddin dan Taufik Hidayat. Bahkan dua kali striker Donggala Utama, Amar nyaris membobol gawang Farhan Kurniawan.

Dalam 15 menit pertama tersebut Rauf Junior  tak bisa memberikan ancaman ke gawang Donggala Utama karena solidnya pertahana  anak-anak Donggala yang kawal Mohammad Reza, Ainun Najib, Riswan dan Anshar. 

Rauf Junior sempat menciptakan gol  yang di cetak Farid dari sepakan penjuru akhir babak pertama. Namun  wasit Anas Mardha  menganulir  karena menilai kiper Donggala Utama,Wiman mendapat gangguan pemain Rauf Junior  dalam upaya menghalau bola keluar.

Rauf Junior  yang berbalik menekan di pertengahan babak kedua  membuka skor pertama yang dicetak Afriandi di menit ke-61. Kedua tim yang berada di level yang sama ini bergantian melakukan serangan  di babak kedua. Dan kesempatan  Donggala menyamakan skor terjadi di menit ke- 63 saat gelandang serang Rulli Safar mendapatkan ruang dalam kotak pinalti. Namun usahanya mendapat tekel  salah satu pemain bertahan Rauf Junior. Tapi, insiden itu lepas dari pengawasan wasit  walaupun pada akhirnya Rully Safar tak bisa melanjutkan laga akibat benturan itu .

Keluarnya Rully  Safar dimaksimalkan Rauf Junior mencetak  dua gol lagi  oleh Jarnawi di menit ke- 83 dan ditutup oleh gol Ikbal di menit ke- 90.  

“Secara hasil kami memang kalah,tapi  saya pikir  kami tak kalah kualitas  bahkan  anak-anak banyak menciptakan peluang  mencetak gol. Saya juga menyoroti soal pemain saya dilanggar dalam kotak pinalti  yang seharusnya itu keuntungan bagi kita dan harusnya diberikan  tendangan pinalti. Nah, setelah pelanggaran itu pemain kecewa, mental anak-anak langsung turun  dan lawan bisa memanfaatkan,” ujar Fauzico Lamarauna  usai laga. CLG

 

Pos terkait