PALU, MERCUSUAR – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulteng saat ini minim anggaran. Padahal sedikitnya 50 cabang olahraga dalam waktu dekat akan mengikuti Babak Kualifikasi (BK) PON 2024. Sementara Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura sudah memasang target Sulawesi Tengah di PON bisa meraih minimla 10 medali emas.
Sekaitan hal itu, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Sulteng Dr Humaedi menyebut dana yang dibutuhkan untuk memulai BK PON sesuai proposal yang masuk dari Pengprov Cabor, menyentuh Rp16 miliar. Nilai sebesar itu termasuk pemusatan latihan BK PON.
Namun yang miris, anggaran di KONI Sulteng untuk mengirim atlet ke BK PON atau Pra PON telah habis di triwulan kedua ini.
KONI Sulteng, kata Humaedi sudah menyampaikan soal minimnya anggaran kepada Dinas Pemuda Olahraga provinsi Sulteng. Kendati demikian, Humaedi berharap ada jalan keluar terkait dengan persoalan dana yang kurang ini. Karena jika tak segera teratasi bisa dipastikan cabor tidak akan -bertanding di BK PON dan tidak lolos PON.
Cabor Binaraga, Bermotor, dan Menembak, kata Humaedi salah satu contoh cabor yang potensi medali. Bahkan cabor bermotor berpeluang besar medali PON 2024 karena PON 2021 di Papua meraih medali perunggu. Begitu pula dengan Binaraga yang konsisten meraih medali sejak PON 2021 di Riau.
“Semua cabor jika meloloskan atletnya ke PON, punya potensi medali yang tidak diduga seperti atletik yang mengejutkan meraih perak PON Papua,” kata Humaedi dalam rilis yang diterima redasi, Senin (12/6/2023).
“Kita berharap ada solusi bersama. Karena prestasi maupun pendanaan olahraga bukan semata tanggung jawab KONI Sulteng, tapi tanggung jawab bersama baik itu Gubernur, Dispora maupun juga DPRD serta seluruh stakeholder,” tambahnya.
Tahun ini, ujar Humedi, anggaran KONI Sulteng berkurang Rp1,5 miliar dari Rp 9 miliar yang dipotong KORMI Sulteng untuk pelaksanaan FORNAS 2023. Dengan dana yang minim itu, otomatis tidak semua cabor bisa berangkat BK PON. */CLG