Menanti Garuda Yaksa Terbang Tinggi

TULISAN KAKI

Garuda Yaksa  U17 salah satu tim asal Sindue  Kabupaten Donggala yang paling aktif mengkampanyekan diri untuk tampil di Liga Kota Palu (LKP) 2020. Skuad yang diarsiteki coach  Dayat Ladela ini dinilai salah satu tim yang paling siap mengarungi kompetisi Liga Kota Palu. Selain rutin berlatih, mereka juga beberapa kali menggelar laga uji coba di Kota Palu melawan peserta LKP lainnya.

 

Oleh: ISSRIN ASSAGAF

Wartawan Mercusuar

 

Soal dukungan manajemen tak perlu diragukan. Mohamma Yasin yang merupakan  owner Garuda Yaksa adalah orang yang berada di belakang layar atas konsistensi Garuda Yaksa di setiap even lokal. Lalu, mengapa hingga pekan keenam, Garuda Yaksa masih berada di peringkat keenam di papan  klasemen sementara LKP 2020.

Ada harapan besar ketika  Garuda Yaksa mengawali kiprahnya di LKP 2020 menghadapi Sausu Raya. Menggaet striker ASIFA Malang, Aroel Firmansyah untuk tandem dengan Junaidi di lini serang menjadi   salah satu opsi dalam taktikal coach Dayat Ladela.  Garuda Yaksa pun unggul lewat gol tunggal penyerang sayapnya, Mohammad Rifaldi. Ekspektasi tinggi pun terbawa pulang atas hasil itu.

Saat menghadapi Restorasi FC di pekan kedua, coach Dayat Ladela merotasi pemainnya dengan memainkan Diki Benzani, Mohamad Wijal, Shandy Firgiawan  dan Rafaikal Raihand sejak menit pertama.  Strategi tersebut menghadirkan kekalahan pertama bagi Garuda Yaksa dengan skor cukup telak 1-3. 

Dayat Ladela sepertinya belum mempunyai the winning team di kompetisi ini.  Pasalnya rotasi kembali dilakukan pelatih 36 tahun ini saat menghadapi Elang Muda Sigi di pekan ketiga. Dengan memainkan Chandra, Muslimin, Suprianto termasuk kipper baru direkrut, Rafdiansyah, Dayat berharap mereka bisa tampil impresif.Alih-alih menang, justru gol cepat Aan Sute di menit kedua membuat Garuda Yaksa tertinggal 0-1. Meski  Mohammad Rifaldi sempat menyamakan skor 1-1 namun lagi-lagi Aan Sute menjadi mimpi buruk lini pertahanan Garuda Yaksa yang tampil tak sebaik di laga perdana.   

Sejatinya, mimpi untuk bangkit dari keterpurukan di dua laga sebelumnya bisa dilakukan Garuda Yaksa saat menghadapi tim  lemah, Tunas Kaili di pekan keempat. Kembali lagi, Garuda terpuruk bahkan tak bisa berkembang sehingga tiga gol tanpa balas bersarang di gawang Rafdiansyah.

Badai kekalahan Garuda Yaksa di pekan kedua, ketiga dan keempat sepertinya mulai berlalu ketika empat poin berhasil diraup di pekan kelima dan keenam. Usai bermain imbang 1-1 melawan Garuda Kabonena, gol tunggal Diki Benzani ke gawang Lende Utama seolah mengembalikan lagi semangat anak-anak Garuda Yaksa untuk meraih poin di dua pekan menuju akhir putaran pertama.

“Masalah mental dan  pengaruh jam terbang yang minim masih menjadi kendala dalam diri anak-anak. Lalu ada juga pemain tampil inkonsistensi, bagus main hari ini tapi besoknya malah jeblok. Atau saat  test game bagus tapi labil di kompetisi. Ini saya kira yang harus kami rubah total,” sebut Dayat Ladela  saat dikonfirmasi via whatsapp, Selasa (29/9/2020).

Dayat Ladela juga membeberkan soal situasi internal official tim yang tak kondusif  sejak pekan ketiga yang mempengaruhi performa timnya. “Kami sedang berproses sebenarnya dan hal ini  butuh kekompakkan dalam tim, antara pemain dan pelatih dan antara pelatih dengan official tim lainnya. Tapi, itu sudah berakhir dan kami akan sambut laga dua pekan tersisa dengan harapan bisa meraih enam poin.

Ujian Garuda Yaksa belum berakhir . Sebab di  dua pekan terakhir lawan-lawan berat sudah menanti, yakni Rauf Junior dan Aditama Bahari. “Saya akui Aditama Bahari  dan Rauf Junior yang menjadi lawan selanjutnya adalah tim bagus tapi belum tentu kami mudah dikalahkan.  Dengan tambahan istrirahat selama sebulan ini untuk latihan dan evalasi tim  saya bertekad enam poin,” ujar Dayat Ladela dengan nada optimis. **

 

Pos terkait