PALU, MERCUSUAR – Memasuki pekan ketiga para atlet Sulteng yang akan berlaga di Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua yang sedang menjalani Pemusatan Pelatihan Daerah (Puslatda) di Sutan Raja Hotel Kota Palu terus mendapat pengawasan dari panitian bidang kesehatan.
Di mana pihak panitia terus mengevaluasi ihwal asupan gizi dan nutrisi atlet. Salah satu yang menjadi perhatian mendasar atlet soal makan minum para atlet.
Komdan Satlak, Imelda Liliana Muhidin Said melalui Bidang Kesehatan dan Ahli Gizi, Sri Rezeki Pettalolo menjelaskan mulai Kamis (12/8/2021) menu makan para atlet diperbaharui. Perubahannya tidak dari jenis menunya, tapi porsinya.
“Hari ini mulai berlaku menu baru untuk atasi kejenuhan teman – teman atlet. Semoga yang mereka buat tidak melenceng dari menu yang telah disusun,” ujar Sri Rezeki melalui pesan singkat.
Ia juga sekaligus melaporkan kepada Komdan Satlak, Imelda Liliana sebagai penanggung jawab Puslatda PON XX Papua mengenai perubahan menu makanan para atlet. Seperti jenis bahan makanan dan bentuk olahannya. Bentuk olahannya lebih ke menu rumahan agar atlet merasa seperti makan di rumah sendiri.
“Selain bentuk olahan jenis ikan yang semula hanya berasal dari satu jenis ikan, sekarang diganti dengan berbagai jenis ikan, seperti ikan katombo, cakalang, maupun ikan ekor kuning,” ungkapnya.
Menurut Sri Rezeki, hal itu dilakukan lantaran jenis asam amino yang terdapat pada berbagai jenis ikan tersebut berbeda – beda. Sementara bahan makanan protein lain seperti ayam, daging, telur, dan kacang – kacangan tetap diberikan agar menu makanan yang diolah lebih bervariasi.
Untuk porsi atlet, ditakar berdasarkan kebutuhan kalori atlet setiap hari, sehingga yang dihitung berdasarkan Basal Metabolic Rate (BMR) atau kebutuhan basal.
“Perubahan menu bukan pada jumlah porsinya, tapi bahan dan pengolahannya. Sehingga aktifitas hariannya, dan jumlah kalori latihannya setiap hari berdasarkan cabang olah raganya,” jelas Sri Rezeki.
Sementara, dalam percakapan di WatsApp Group antara Komdan Satlak, Imelda Liliana dengan Sri Rezeki mengusulkan jika diperkenankan sehari diberi porsi khusus sebagai bonus.
“Gimana bu Sri kalau ada makanan bonus untuk atlet. Apakah bisa? At least seminggu sekali kita kasih bonuslah,” tulis Imelda Liliana.
Dia menanyakan sekaligus meminta informasi dari Sri Rezeki tentang bonus makanan apa yang baik buat atlet. Saran dan pertanyaan itu langsung direspon, tetapi dalan pengawasan ahli gizi.
“Sudah ada atlet minta diberi menu coto atau ikan bakar,” katanya. BOB