Kiper Galara Utama, Muhammad Irfan memang tak sehebat kiper Abadi Talise, Rivai Ramadhan yang mampu menggagalkan tiga eksekutor Restorasi FC di adu sepakan pinalti. Tapi, upaya Irfan dalam memblok satu saja penendang Gapsi FC sudah cukup baginya menjadi pemain penting dan pastinya ikut andil membawa Galara Utama lolos ke babak final di Super Soccer 2020.
Pria kelahiran Kota Palu 2 Desember 1997 ini benar-benar memberikan penampilan terbaik saat dipercaya mengawal gawang Galara Utama, menyusul kondisi kiper utama, Ragib yang belum pulih dari sakit.
“Saya sangat senang dan gembira untuk tim ini, senang bisa bermain untuk Galara Utama dan turut andil membawa tim menuju final. Ini laga yang panjang, namun berakhir dengan baik untuk kami. Awalnya saya sempat merasa terbebani karena harus tampil sebaik mungkin mengganti kiper utama Ragib yang bermain sangat baik di laga-laga sebelumnya. Untungnya saya mendapat dukungan dari rekan setim, pelatih, dan juga pendukung Galara utama. Berkat hasil pertandingan tadi, saya semakin termotivasi untuk bermain lebih baik lagi,” ucap Muhammad Irfan kepada Mercusuar usai laga.
“Kalau dipercaya lagi bermain di final, saya sudah harus siap. Tapi semua tergantung pada pelatih,” ujar kiper berpostur tinggi 178 cm ini.
Muhammad Irfan yang mengawali karir kiper di klub Siasat Duyu sejatinya sempat dimainkan coach Budi Aswin di dua laga awal penyisihan grup, masing-masing melawan BMJ Biromaru dan Nusantara Baru sebagai pemain pengganti.
“Atmosfir babak penyisihan dan semifinal apalagi final pastinya akan lain. Dan jika dimainkan lagi, tentunya menjadi tantangan berat yang mau tak mau saya harus selalu siap,” tutupnya. CLG