Peraturan Baru Sepakbola, Tak Semua Bola Kena Tangan Dinyatakan Pelanggaran

wasit lawas of thegame
Foto: Andi Rol

PALU, MERCUSUAR –  Aprisman Aranda, seorang  wasit Liga 1 mengunggah sebuah video edukasi  tentang peraturan permainan Sepakbola terbaru dan sudah beredar di grup Referee Sulteng yang telah dibagikan berulang-ulang.

Pria asal Padang Panjang Sumatera Barat itu membeberkan dua poin penting amandemen baru Laws of the Game, yaitu tentag Back pass kepada kiper dan Hand Ball.

Dalam videonya, Aprisman Aranda mengatakan tak semuanya bola yang mengenai tangan dinyatakan foul atau pelanggaran. Dan yang kedua seorang kiper boleh menangkap bola back pass dari pemain bertahan atau pemain satu tim.

Wasit berlisensi FIFA yang sudah bertugas di Liga 1 sejak 2014 sampai sekarang ini menjelaskan aturan baru soal  back pass pemain bertahan atau pemain satu tim kepada kiper. Dijelaskan, apabila kiper yang berusaha menendang bola dari back pass teman sendiri lalu bola terlepas, kiper tersebut boleh mengambil kembali dengan tangan.

Sekaitan hal itu bidang Komite Wasit Asprov PSSI Sulawesi Tengah, Andi Rol menyebut peraturan permainan dalam Sepakbola setiap waktu akan mengalami perubahan.    

‘Saya kira apa yang disampaikan wasit Liga 1 itu sangat besar manfaatnya untuk persepakbolaan di Indonesia. Dan khusus kita di Sulawesi Tengah ini, apalagi di Kota Palu harusnya  dilakukan sosialisasi agar pemain, utamanya pelatih paham betul  tentang mana yang dikatakan hands ball dan mana yang bukan hand ball. Karena tidak sedikit pelatih maupun pemain yang menjadi biang atas kericuhan dalam pertandingan Sepakbola jika terjadi hal-hal yang sudah disampaikan wasit Liga 1 itu lewat unggahannya di media sosial,” ujar Andi Rol

Sebagai penikmat Sepakbola, kata Andi Rol, baik itu pemain Sepakbola, pelatih, wasit  apalagi penonton harus up date terhadapa aturan permainan dalam Sepakbola sehingga tidak ketinggalan peraturan permainan terbaru. Dan yang paling penting  dengan pengetahuan tersebut akan meminimalis terjadinya keributan yang dipicu oleh ketidakpahaman soal peraturan permaianan. CLG

Pos terkait