PALU, MERCUSUAR- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora ) pada 19 April 2021 lalu telah mengeluarkan surat tentang penundaan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) yang akan digelar di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung bulan Agustus tahun ini.
Keputusan Kemempora tersebut pastinya berdampak pula pada daerah di Indonesia yang akan melakukan seleksi atlet lewat Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda), termasuk Popda Sulawesi Tengah yang akan digelar di Kabupaten Donggala. Pertanyaannya apakah Popda Donggala terancam ditunda juga?.Terkait hal tersebut, salah satu praktisi olahraga Sulawesi Tengah, Muhammad Warsita memberikan pandangannya kepada Mercusuar soal tersebut.
“Penundaan Popnas ini sudah jelas berkaitan dengan alasan pandemi covid-19 yang belum ada tanda akan berakhir yang dikawatirkan akan merebak kemana-mana, apalagi jumlah atlet dan official yang akan hadir di Palembang itu diperkirakan sebanyak 6000 orang. Terkait dengan rencana penyelenggaraan Popda di Donggala menurut hemat saya, ini dikembalikan lagi kepada panitia pelaksana dalam hal ini Dispora Provinsi dan Dispora Kabupaten Donggala selaku tuan rumah penyelenggara. Perlu adanya urun rembuk antara keduanya yang tentunya dengan pertimbangan secara matang, baik itu soal anggaran yang sudah disiapkan kabupaten kota maupun kesiapan atlet yang akan berlaga.
Jadi menurut saya pribadi Popda harusnya tetap dilaksanakan walaupun muaranya tak lagi menuju ke Popnas tahun ini. Alasan saya adalah untuk memberikan apresiasi kepada anak-anak kita yang sudah terseleksi di daerah masing-masing dan memberikan ruang pada mereka untuk berkompetisi, apalagi selama pandemic ini sangat kurang kompetisi yang mereka ikuti .Saya kira mungkin beberapa teman-teman juga sepakat dengan pandangan saya ini yang memberikan ruang yang lebih besar lagi kepada anak-anak kita yang sudah berlatih dan siap untuk bertanding di Popda nanti ,” ujar Warsita yang juga menjabat sebagai ketua harian Pengprov PASI Sulteng ini kepada Mercusuar, Sabtu (24/5/2021).
“Dispora provinsi saya yakin tentu akan memikirkan secara matang langkah apa yang harus mereka lakukan kedepan. Bahwa tahun 2023 nanti atlet yang akan tampil di Popnas adalah kelahiran tahun 2005. Artinya bahwa Dispora sudah harus memikirkan bagaimana mempersiapkan atlet dalam dua tahun kedepan, mungkin dengan menggelar kejuaraan olahraga multi even yang melombakan cabor pra popnas tahun 2022 atau melakukan rekrutmen atlet yang disiapkan untuk PPLP dan PPLPD yang kelahiran tahun 2005 sehingga punya ruang dan waktu yang sangat panjang untuk mempersiapkan diri,” sambungnya.
Warsita menambahkan bahwa penundaan Popnas tersebut dapat menjadi masukan buat Smanor Tadulako Sulawesi Tengah dalam rangka melakukan perekrutan siswa mulai tahun ini dan tahun depan dengan mempertimbangkan persoalan usia tersebut . Sehingga anak-calon siswa tersebut benar-benar punya kemampuan bersaing di tingkat nasional nanti. “Artinya kegagalan yang kita alami pasca bencana 28 September dua tahun lalu termasuk pandemic covid-19 menjadi tantangan tersendiri kedepannya ,” ujar Warsita.
“Jadi, secara garis besar menurut saya tetap laksanakan Popda Donggala, lalu menggelar kejuaraan daerah multi even dan yang ketiga melakukan rekrutmen pemanduan bakat atlet pelajar di seluruh daerah untuk menjadi aset Sulawesi Tengah dan saya yakin dan berharap Dispora melalui bidang olahraganya akan memikirkan hal tersebut,” tutupnya. CLG