Prahara Anggaran BK PON di Mata IMI dan FASI

PALU, MERCUSUAR – Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Provinsi Sulawesi Tengah, Helmi Umar dan Sekretaris Federasi Aeromodeling Seluruh Indonesia (FASI) Sulawesi Tengah juga angkat bicara soal anggaran untuk kegiatan Babak Kualifikasi (BK) PON 2024 yang sudah ‘lenyap’.

Pasalnya, sampai dengan Juni 2023, belum ada kepastian anggaran dari KONI Sulteng  untuk  mengirim semua cabor bertanding di BK PON.  Apalagi anggaran hibah KONI Sulteng yang harusnya dipakai pembinaan cabor prestasi telah dialihkan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulteng sekira Rp1,5 miliar untuk kegiatan olahraga rekreasi KORMI di ajang FORNAS 2023.

“ BK PON itu pintu gerbang menuju prestasi Sulteng Emas 2024. Oleh katren itu  wajib kiranya  KONI maupun Dispora serta Gubernur dan DPRD Sulteng mencarikan solusi atas kekurangan anggaran ini. Jangan bicara Sulteng Emas kalau tidak ikut BK PON. Apa yang mau dikejar Sulteng Emas kalau  atletnya gagal berangkat,” ujar Helmy kepada sejumlah media di Kantor KONI, Selasa (13/6/2023). 

Helmi membeberkan , IMI Sulteng butuh  sekira Rp 600 juta untuk  memberangkatkan tim Balap motor mengikuti BK PON 2024 dengan rincian  10 atlet kelas racing dan grass track, serta pelatih dan manajer. Anggaran  sebesar itu, kata Helmi, digunakan untuk puslatda  dan pembelian motor yang dipakai balapan. 

Selaku Ketua IMI Provinsi Sulteng, Helmi menyebut tidak akan tinggal diam atas masalah ini. Cabor harus menyuarakan aspirasi kepada pemangku kepentingan ke Dispora Provinsi Sulteng dan DPRD Sulteng hingga Gubernur. “Siap-siap ke DPRD kalau sampai mendekati pemberangkatan tidak ada anggaran,” ancam Helmi.

Terpisah, Sekretaris Umum FASI Sulteng  Asgaf Umar mengatakan ini baru pertama terjadi di KONI Sulteng. Ketua KONI Donggala ini mengatakan selama ini tidak ada masalah karena anggaran KONI Sulteng dari BPKAD langsung ke rekening KONI Sulteng. 

Tugas KONI, kata Asgaf  membina olahraga prestasi, sedangkan tugas Pemda melalui Dispora adalah menyiapkan anggaran sesuai dengan proposal yang ada. 

“Kalau tidak ada sangat tragis, masak tidak ada anggaran. Tidak boleh tidak ada. Tugas KONI mengirimkan atletnya BK PON apapun caranya, harus membangun komunikasi dengan pemerintah daerah. Harusnya akhir tahun itu sudah komunikasi dengan gubernur dan DPRD,” ujar Asgaf .

Jika IMI mengusulkan anggaran Rp 600 juta, maka FASI pun juga mengusulkan dan  Rp 200 juta untuk  memberangkatkan 28 atlet displin Paralayang dan Paramotor. FASI menargetkan pada BK PON yang digelar September 2023 nanti bisa meloloskan atletnya dan sekaligus meraih medali emas.  CLG

Pos terkait