PALU, MERCUSUAR – Pelatih Dayung Sulawesi Tengah nomor Rowing, Yohannes Auna jarang terlihat diam ketika mengawal anak didiknya berlatih di sepanjang perairan Teluk Palu, Rabu (14/7/201) pagi . Dengan menggunakan pengeras suara genggaman, sang pelatih berulang kali membetulkan beberapa kesalahan dalam tehnik mendayung maupun kerja sama yang kadang tak seirama. Sikap tegas sang pelatih tersebut tak lepas dari upaya meraih hasil maksimal pada PON XX yang di mulai awal Oktober 2021.
Pada latihan yang dimulai pukul 9.30 Wita, empat pedayung Rowing yang terdiri dari Riski Umar, Roy Fitrawan, Mohammad Rhefaldy Pasaribu dan Mirwan menjadi fokus pengawasan coach Yohannes pada latihan kali ini. Tampaknya di nomor rowing 4-Putra ini menjadi target Sulteng untuk mendulang medali sehingga coach Yohannes sampai harus berulang kali mengontrol dengan seksama gerakan-gerakan yang dilakukan Riski Umar dkk dalam mendayung.
Terkait pola latihan, rutinitas latihan skuad Dayung Sulawesi Tengah, kata Yohannes Auma sudah terstruktur dalam jadwal. Dalam sepekan , Roy Fitrawan dkk wajib mendayung sejauh 80 kilometer.
“80 kilometer minimal dalam seminggu jarak yang ditempuh dalam latihan namun dengan memanipulasi volume dan intensitas latihan tapi standar latihan tetap di 80 kilometer . Kalau Canowing sekitar 50 km sampai 60 km, semuanya itu dalam 12 kali pertemuan latihan dalam satu minggu,” beber pelatih yang biasa disapa coach Hannes.
Diketahui tim Dayung Sulteng sudah melakukan puslatda mandiri sejak lama bahkan sebelum datangnya bencana yang meluluh lantakkan Palu. Puslatda tim Dayung Sulteng ini sejatinya dapat menjadi acuan cabor lainnya dalam pembinaan olahraga jangka panjang.
Long Therm Atlete Development atau pembinaan jangka panjang dilakukan mulai dari kelompok junior, junior elite, setelah itu baru bisa bersaing dalam perburuan medali di PON, inilah yang menjadi acuan. CLG