JAYAPURA, MERCUSUAR – Lima tahun lalu Yuningsih tampil di PON Jawa Barat 2016 tanpa medali. Dara kelahiran Poso 10 Juli 1994 ini bahkan menyatakan PON Jabar 2016 adalah PON terakhirnya. Tetapi, Yuningsih meralat pernyataan itu ketika Sempai (pelatih) Ateng Wahyudi memanggilnya membela panji Sulteng di PON XX Papua.
Di PON Jawa Barat, Yuningsih harus puas berada di peringkat keenam. Tapi, Ningsih, panggilan akrabnya, membuktikan kalau keputusannya kembali tampil di multi even pekan olahraga nasional di Papua tidak salah, bahkan menghasilkan prestasi. Karateka perkumpulan Gabdika Shitoryukai ini tampaknya bisa mengusir beban mental seperti yang menjadi kelemahannya selama ini.
“Ningsih itu atlet yang menurut saya punya skill, kelenturan dan kekuatan. Dan ternyata mental bertandingnya di PON kali ini sudah berubah dan dia mampu mengatasinya,” ujar Ateng, kepada Mercusuar.
Latihan keras yang pernah dijalani Ningsih bersama rekan-rekannya di Puslatda pada akhirnya berbuah manis di PON XX Papua. Harapan berbuat yang terbaik untuk daerah Sulteng agar mendapat medali, kini bukan lagi jadi mimpi Ningsih.
Diketahui, Yuningsih Cristina Masoara berhasil mempersembahkan medali perunggu bagi kontingen Sulawesi Tengah di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, Senin (11/10/2021) siang di GOR Pusdiklat Penerbangan Kota Jayapura.
Yuningsih yang tampil di Tatami (lapangan) 1 menggunakan jurus Chibana No Kusanku menghadapi Karateka Papua, Razta Rumbekwan yang memainkan jurus Anan Dai.
Sukses Ningsih, panggilan akrab Yuningsih Cristina Masoara merebut perunggu setelah di penyisihan Grup Bawah berada di posisi kedua di bawah Karateka Krisda Putri Aprilia asal Sulawesi Selatan. CLG