PALU, MERCUSUAR – Sejak diresmikannya Sekolah Sepakbola (SSb) Pewunu Putra oleh Bupati Sigi, Moh Irwan Lapatta tiga tahun lalu, Desa Pewunu pun mulai lakukan pembinaan per 1 Januari 2016. Pembinaan Sepakbola berjenjang dan konsistensi pada anak-anak usia dini dalam membentuk karakter anak sebagai seorang pesepakbola handal secara teknis dan memiliki mental yang bisa diandalkan baik disiplin maupun sikap dan perilakunya tentunya menjadi misi berdirinya SSb Pewunu Putra.
Pelatih SSb Pewunu Putra, Fadhli Lawido menyebut hadirnya SSb di Pewunu Kecamatan Dolo Barat sudah memberikan prestasi yang signifikan.
“Disamping dapat menjauhkan anak-anak dari hal-hal yang bersifat negatif, seperti narkoba dan perkelahian antar kampung yang marak waktu itu di Sigi, seiring waktu berlalu, Alhamdulillah sudah ada sederet prestasi yang ditorehkan SSb pewunu putra baik skala kecamatan, kabupaten maupun mewakili provinsi,” beber Fadhli Lawido kepada Mercusuar di lapangan Raksatama 711 Palu, Sabtu (23/2/2019) pagi.
“Setelah 3 tahun pembinaan di SSb Pewunu Putra pastilah menghadapi kendala-kendala terkait proses pembinaan, mulai dari pendanaan yang sampai sekarang belum dimasukkan dalam anggaran desa (Musrenbang), peralatan pendukung latihan yang kurang memadai sampai tidak jalannya program dan manajemen kepengurusan di tubuh SSB itu sendiri adalah fakta yang terjadi saat ini,” tutur Fadhl menambahkani.
“Jika terdapat masalah mulai dari pengadaan bola, kostum, pendaftaran ikut liga atau turnamen sampai akomodasi pertandingan selalu berujung pada masalah. Tapi, niat awal membina anak-anak lah yang menguatkan saya bahkan sampai sekarang pun saya tidak digaji, tapi saya tetap ikhlas,” kata Fadhli.
“Melihat perkembangan saat latihan, waktu bertanding dan kepatuhan mereka terhadap instruksi pelatih, menurut saya adalah upah yang tak ternilai harganya bagi saya. Apalagi mereka inilah yang Inshaa Allah akan membawa nama baik SSB Pewunu Putra kedepan nya. Dan bila berprestasi akan secara otomatis nama saya pun akan di kenang,” tambahnya.
Fadhli Lawido mengakui bahwa Indra Sjafri adalah tokoh yang menginspirasinya yang terus bekerja untuk sepakbola.
“Ada hal lain yang harusnya kita kejar selain uang, yaitu pengabdian tanpa pamrih, karena jika kita yakin pasti akan berhasil dan jika berhasil maka uang, popularitas dan fasilitas otomatis mengikuti kita,” tutur Fadhli mengakhiri. CLG