PALU, MERCUSUAR – Di balik kemenangan dramatis SMA Negeri 4 Palu atas MAN 2 Palu dalam partai final Futsal Series Palu 2025 yang digelar pada Kamis, 5 Juni lalu, terselip cerita tentang dua sosok pelatih dengan filosofi permainan yang kontras namun sama-sama efektif.
Laga final mempertemukan dua pendekatan taktis, yakni permainan agresif dan menyerang ala SMA 4 Palu, melawan strategi defensive tactical khas MAN 2 Palu yang disiplin dan nyaris tak memberi celah.
Pertandingan yang berlangsung ketat selama dua babak tak menghasilkan satu gol pun. Kedua tim bermain hati-hati namun intens, dengan SMA 4 terus menekan, sementara MAN 2 kokoh di lini pertahanan. Akhirnya, kemenangan ditentukan lewat adu penalti, di mana SMA 4 Palu menang tipis dengan skor 2-1.
Ary Adiatma, pelatih SMA 4 Palu, mengakui bahwa timnya kesulitan menembus pertahanan MAN 2 yang begitu disiplin. Ia memberikan apresiasi atas strategi zona bertahan yang diterapkan oleh Ronald Langgari, pelatih MAN 2 Palu.”Kami sangat bersyukur bisa memenangkan pertandingan meski harus melalui adu penalti. Secara permainan, kami punya banyak peluang, tapi pertahanan mereka sangat solid. Mereka bermain dengan sistem zona yang sangat rapat dan nyaris tak memberi ruang. Jadi kami harus bermain sabar,” ujar Ary kepada Mercusuar usai laga.
Di sisi lain, pelatih MAN 2 Palu, Ronald Langgari, mengaku puas dengan pencapaian timnya yang berhasil menembus babak final untuk pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan mereka di turnamen ini. Ia menyebut lawannya memang lebih unggul secara pengalaman dan komposisi pemain.
“Kami akui, SMA 4 Palu memang lebih baik, terutama dari segi pengalaman pemain. Tapi anak-anak sudah memberikan yang terbaik. Bagi kami, lolos ke final dengan komposisi pemain dari latar belakang sekolah agama adalah pencapaian luar biasa. Ini menjadi modal besar untuk ke depan,” jelas Ronald.
Dengan hasil ini, SMA 4 Palu menorehkan gelar juara pertamanya di ajang Futsal Series Palu dan mewakili Sulteng ke tingkat nasional. sementara MAN 2 Palu pulang dengan kepala tegak dan status sebagai kuda hitam yang tampil mengejutkan sepanjang turnamen. CLG