PALU, MERCUSUAR- Tim Sepakbola Sulteng U12 dipastikan gagal berangkat ke kejuaraan nasional piala Forum Sekolah Sepakbola Indonesia (Fossbi) di Tangerang Banten. Tak hanya Sulawesi Tengah, beberapa provinsi lain juga sudah balik kanan ke rumah masing-masing.
Diketahui, kasus COVID-19 yang semakin meningkat menjelang akhir tahun membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan baru. Kini, lampiran hasil tes PCR maupun rapid test antigen menjadi salah satu syarat perjalanan di sejumlah daerah.
Salah satu daerah yang mewajibkan rapid test antigen adalah DKI Jakarta, daerah yang akan dituju tim Sulteng. Aturan tersebut tercantum dalam Instruksi Gubernur Nomor 64 Tahun 2020.
Sekaitan hal tersebut, kordinator tim Fossbi Sulteng, Nurdin Syahputra menyebut Rapid Test Antigen yang wajib dilampirkan di setiap Bandar udara membuat pihaknya memutuskan membatalkan keberangkatan timnya.
“Waktu itu kita sudah mau chek in di bandara Mutiara. Tiba-tiba di bandara ada peraturan kalau ke Jakarta harus pakai rapid antigen, apalagi ada anak kita hasil rapidnya reaktif makanya saya ambil kepetusan pemberangkatan dibatakan. Sebenarnya kalau mau berangkat sih bisa saja . Tapi, sayangnya karena ada tiga anak kita dalam tim hasil rapid test nya reaktif, makanya saya langsung putuskan untuk semua tidak berangkat,” ujar Nurdin kepada Mercusuar saat dikonfirmasi, Senin (21/12/2020).
“Kami pengurus Fossbi mohon maaf atas batalnya rombongan Fossbi Sulteng U12 berangkat Tangerang. Jujur kami pengurus tidak bisa berbuat apa-apa dan kita sepakati bersama untuk kebaikan kita bersama dan kalau ada yang tidak berkenan atau mengganjal di hati silahkan ditanyakan. Kami sebagai pendamping anak sudah berusaha menjaga anak-anak yang dalam masa TC tapi itulah manusia, kami lalai, mohon maaf untuk orang tua karena masih ada Tuhan yang mengatur segalanyan dan semoga Covid-19 cepat berlalu,” ucap Nurdin.
Tekad dan semangat tinggi yang diapungkan manajemen tim Fossbi Sulteng untuk membawa pulang hasil maksimal dari panggung Sepakbola nasional akhirnya musnah oleh keputusan pemerintah yang sangat berat itu.
“Kalau soal tim ini sebenarnya saya yakin tim Sulteng 2 bisa masuk final bahkan tidak mau mengalah dengan tim Sulteng 1 yang kami favoritkan,” lanjut Nurdin.
“Manajemen yakin kecewanya anak-anak tidak bisa tampil cuma gara-gara virus ini. Seandainya virus ini wujudnya kelihatan mungkin sudah di bakar ramai-ramai. Ya, namanya musibah sudah begini, sekarang kita hanya bisa beri motivasi saja untuk anak-anak untuk tetap latihan dan latihan untuk mewujudkan apa yang anak-anak impikan dan anak-anak lainnya sudah diberi pemahaman, ” jelasnya.
“ Kalau soal kerugian tentunya tidak sebanding dengan kecewanya anak-anak yang sudah digenjot latihan selama seminggu. Insya Allah wabah penyakit ini secepatnya berlalu karena tahun depan banyak turnamen yang akan Sulteng ikuti,” ujar Nurdin Syahputra mengakhiri. ***