PALU, MERCUSUAR – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyoroti tingginya biaya tiket penerbangan pesawat, khususnya tiket maskapai Garuda yang akan digunakan kontingen Sulteng menuju Provinsi Papua dalam rangka PON XX 2021.
Ketua Umum KONI Sulteng, Nizar Rahmatu menyebut tarif harga business class untuk satu orang penumpang mulai dari Rp 20 juta sampai Rp 28 juta sudah tidak wajar. “Ini bukan curhatan, tapi ini masalah yang sama saya rasa yang dihadapi seluruh KONI se Indonesia,” ujar Nizar Rahmatu kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Kamis (16/9/2021).
Nizar Rahamtu membeberkan, akomodasi official ekstra di KONI Sulteng sudah sangat terbatas. Belum selesai masalah ini, muncul lagi masalah baru, yang justru negara berharap agar semua kontingen di seluruh Indonesia untuk hadir berpartisipasi di PON Papua, tapi justru negara pun melalui BUMN tidak mendukung.
Ketuma Nizar mengemukakan penerbangan dari Palu ke Papua tidak mampu menampung, karena semuanya melalui Makassar Sulawesi Selatan. Ia mengumpamakan cabor Paralayang mengambil jalur alternatif, Palu – Jakarta, Jakarta – Papua.
“Harganya melambung tinggi. Nah, hasil CdM – DRM kemarin terakhir kerja sama sudah dibangun. Ada yang sudah berangkat, bahkan jelang keberangkatan besar, kepastian harga tiket yang sangat melambung,” jelas Ketum Nizar.
Kegiatan Chef de Mission (CdM) III dan Delegation Registration Meeting (DRM) katanya, sudah ditanda tangan, tetapi sampai saat ini, hasil itu belum ada kesepahaman bersama. Apalagi sudah ada kerja sama dengam PB PON.
Selaku Ketum KONI Sulteng, Nizar yakin masalah yang sama juga dialami KONI lainnya di seluruh Indonesia. Sebab kata dia, hal ini tidak bisa tiba – tiba mengubah anggaran pembiayaan di KONI guna mengikuti pesta olah raga nasional tersebut. Dia berharap, jangan sampai PON membebani KONI seluruh Indonesia.
Harapannya di Kementrian BUMN, khususnya di PT Garuda Indonesia, memberikan harga tiket yang rasional, bantu negara, sukseskan PON Papua. Menurutnya ini sebagai bentuk ketegasan dari KONI Sulteng untuk berpartisipasi sebagai kontingen PON Papua.
Jangan PON Papua ini lanjut dia, dijadikan atau diambil orientasi bisnis. Silahkan dengan harga tiket yang standar saja. Sebab ini akan menjadi masalah penganggaran bagi pihak KONI. Ketuma Nizar menggugah nurani pihak Garuda untuk turut berpartisipasi di PON Papua.
“Katanya sudah ada kontrak, sudah ada perjanjian dengan PB PON, tapi ini dijadikan seperti orientasi bisnis. Kami jadi kalangkabut,” ungkapnya.
Nizar Rahmatu berharap kepada Presiden RI, Joko Widodo melalui Kementrian BUMN supaya segera menyikapi masalah ini karena KONI Sulteng ingin memastikan mendapatkan seat. Olehnya apa yang menjadi harapannya ini segera direspon semua pihak di pusat. BOB.