PALU, MERCUSUAR – Di arena multieven Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX yang akan digelar di Provinsi Papua tahun 2020, Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO) Smanor Tadulako Sulawesi Tengah dipastikan menyumbang satu atlet binaannya .
Teguh Dwi Sukamana yang merebut perunggu di nomor Kyorugi kelas under 80 kg pada Pra PON baru-baru ini merupakan binaan Smanor Tadulako asal Kabupaten Poso yang akan berjuang membela Sulawesi Tengah di cabor Taekwondo pada PON mendatang.
Pelatih Taekwondo Smanor Tadulako, Anwar Makawaru menyebut Prestasi Teguh Dwi Sukmana menyamai capaian pendahulunya, yaitu Lukas Budi Santoso yang lolos PON Jawa Barat 2016 saat bersekolah di Smanor Tadulako.
Terkait hal itu, Kepala Sekolah Smanor, Muhammad Jufri SPd MPd mengatakan keselarasan pendidikan akademik dan prestasi atlet di masing-masing cabor binaan menjadi perhatian serius di sekolah yang beralamat di jalan Seokarno Hatta ini.
“Menghadapi Pra PON, pihak sekolah tetap memberikan keluwesan siswa untuk mengikuti latihan selama kurang lebih beberapa bulan , tetapi tetap kita juga menekankan apabila ada waktu luang tetap kembali belajar karena puslatda berjalannya kan dekat (dari Smanor),” terang Muhammad Jufri kepada Mercusuar belum lama ini.
“Anak-anak ini juga sudah terbuka wawasannya terhadap standar nilai sekolah, betapa pentingnya nilai sekolah untuk menjadi bekal untuk masuk menjadi anggota Polri atau TNI.Dan mereka sudah mulai sadari bahwa pendidikan sekolah itu sangat penting selain tentunya dari jalur prestasi. Kita support dari sekolah tinggal bagaimana mengatur agar supaya akademik mereka tidak ketinggalan,”ujar Jufri menambahkan.
Sementara itu Anwar Makawaru mengakui kekalahan Teguh Dwi Sukamana di babak semifinal karena jam terbang yang masih minim.
“Teguh itu orangnya smart saat bertanding dan tidak grasa grusu. Saya hanya bilang sama Teguh, kalau kamu menang, ini akan menjadi luar biasa. Dan sebaliknya kalau kalah tidak menjadi masalah. Jadi jangan ada beban. Main saja dan tunjukkan kemampuanmu dan usahakan imbangi saja. Memang secara poin Teguh kalah jauh sama lawannya di babak semifinal karena memang lebih berpengalaman dan secara usia jauh lebih senior dari Teguh. Tapi, PB TI pun sudah melirik kemampuan Teguh karena usianya masih muda, baru 17 tahun,” tutupnya. CLG