Aktualisasi Nilai HMI Mewujudkan Organisasi yang Progresif Serta Sadar akan Tanggung Jawab Individu dan Keumatan

Selain kemampuan intelektual, kader HMI juga dituntut untuk memiliki kualitas spiritual yang baik. Ini merupakan aspek yang tidak terpisahkan yang harus ada dalam setiap diri kader HMI.

Sebagai manusia yang meyakini konsep ketuhanan, atau dalam islam disebut konsep Tauhid, kita sebagai manusia tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap individu dan masyarakat saja, namun juga memiliki tanggung jawab terhadap Tuhan (hablumminallah dan hablumminannas) hal inilah yang melandasi setiap usaha-usaha yang dilakukan oleh HMI sebagai pengharapan untuk mendapatkan keridhoan dari padaNya.

Ridho Tuhan merupakan tujuan yang diharapkan oleh kader HMI atas apa yang diusahakannya. sehingga idealnya seorang kader HMI dalam melakukan tanggungjawab sosialnya tidak mengharapkan balasan-balasan lainya, apalagi condong kepada hal-hal yang bersifat materialistis semata.

Aspek spiritual lah yang menjadikan perjuangan dan aktifitas kader HMI memiliki nilai yang lebih tinggi serta memberi penghayatan yang lebih dalam terhadap peran dan tugas seorang kader baik tanggungjawab secara individu, maupun tanggungjawab sosialnya terhadap masyarakat.

Sehingga menguatkan keteguhan dalam menghadapi dinamika dalam proses perkaderan dan perjuangan yang berlandaskan kesyukuran dan keikhlasan.

Selanjutnya, jika aspek-aspek ideal dalam diri seorang kader telah terkondisikan, kemampuan dan kesadaran individu haruslah menjadi kesadaran kolektif sebagai suatu kesadaran bersama sebagai perhimpunan kekuatan perjuangan dalam sebuah wadah yang terorganisir.

Peran HMI dalam masyarakat sebagaimana yang tercantum dalam tujuan HMI ”……… yang turut bertanggungjawab atas terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala” merupakan suatu istilah yang sama maknanya dengan istilah “Baldhatun Thayyibatun Warabbun Ghafur”. Frasa ini juga menempatkan organisasi HMI sebagai sebuah organisasi perjuangan yang melakukan perbaikan seluruh aspek kehidupan masyarakat menuju tatanan yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala.

Hal ini merupakan cerminan dari tafsir HMI pada konsep keIslaman. Konsep yang menempatkan Islam tidak hanya ada pada sebuah entitas yang bernama “individu” namun juga pada sebuah entitas yang bernama “sistem sosial kemasyarakatan.

Peran HMI kepada sosial masyarakat memiliki kesamaan yang subtansial dengan peran kenabian pada setiap zaman. Masyarakat sebagai suatu system hidup kolektif membutuhkan individu-individu tercerahkan untuk mengatur dan membina masyarakat menjadi suatu tatanan yang ideal yaitu masyarakat yang hidup dengan sistem keadilan dan menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran di dalamnya.

Tentu itu bukan hal yang mudah dilakukan namun harus tetap diusahakan dengan ikhtiar sebagai entitas individu maupun kelompok dalam masyarakat yang memiliki kesadaran individu dan kesadaran masyarakat atau tercerahkan (Rausyan Fikr).

Pos terkait