Oleh: Ibnu Mundzir
Diantara maksud dilaksanakannya Isra Mi’raj, yaitu untuk menghilangkan kesedihan dalam hati Rasulullah, sebab sebelum dilaksanakannya perjalanan tersebut, ada 2 kesedihan beruntun yang dialami oleh Nabi SAW yaitu meninggalnya 2 tokoh utama penyokong dakwah dan kehidupan beliau, yaitu istri beliau siti Khadijah sebagai support system internal serta paman beliau Abi Thalib, yang satu support system eksternal.
Pelaksanaan Isra Mi’raj itu, selain untuk menghilangkan kesedihan, juga untuk mengambil akses penghilang kesedihan itu sendiri yaitu sholat, sebab dengan perantaraan sholat,.maka sebesar apapun potensi kesedihan tersebut, maka niscaya akan menjadi cair, jika dilakukan bersama kesabaran.
Perjalanan itu sendiri, akan mendatangkan perspektif baru, sebab dengan berjalan maka akan banyak varian persoalan yang akan mendapatkan komparasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehinga dengan mengkomparasi kesedihan, maka nyatanyalah kalau kesedihan yang mungkin kita alami itu mungkin, sesunguhnya tidak ada apa apanya dibanting kesedihan pihak lain, hal ini tentu saja bisa membangakitkan optimisme, toh bukankah persoalan dan kesedihan itu akan hilang juga sejalan dengan perguliran waktu…yah..hanya masalah waktu saja.. karenanya ada yang bilang kalau waktu itu, penyembuh luka yang terbaik, karenanya jika ada kesedihanmu..jalannya cuma satu…nikmati saja..that it.
Dan diantara metode menikmati kesedihan adalah, berjalan, apalagi dilakukan bersama kawan kawan lama, maka akan banyak cerita lucu yang akan terhampar, cerita yang mungkin saja dahulunya adalah priode kesedihan, tapi jika episode lembarannya sudah selesai, maka akan menjadi cerita lucu pada pada priode waktu lainnya.
Maka berjalanlah…akan kita dapati bahwa libur bersama itu, akan menjadi oase penting untuk merehat parade kesibukan tanpa akhir, namun yang tak kalah penting adalah libur bersamamu kau habiskan debgan siapa ? Sebab kawan perjalanan yang baik juga adalah anugrah, sebab kita tidak khawatir jika keburukan kita akan menjadi obyek eksploitasi untuk diteryawai bersama tanpa harus tersinggung dan kecil hati.
Berjalanlah, dengan aturan yang tetap sama, yaitu jangan direncanakan, matikan seluler, singah dimana suka, dan makan apa yang menarik hati, selanjutnya, biarlah cerita lucu itu mengalir dari Si yang paling idalis, si paling religius, si paling mengetahui segala hal melebihi eksiklopedi, dan si paling banyak pengalaman, tentu semuanya untuk satu tujuan…berjalan saja… Wallahu alam. ***
Penulis adalah Birokrat Muda, Sekretaris DLH Kota Palu