Oleh: Nurhasana H.B Jafar, S.Ked (Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu)
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana dijumpai peningkatan tekanan diastolik yang bernilai lebih dari 90 mmHg dan sistolik di atas 140 mmHg. Penyakit ini biasanya tidak disertai gejala. Menurut Riskesdas tahun 2018, Indonesia memiliki prevalensi sebanyak 34,1% yang mengalami hipertensi. Gaya hidup sangat berpengaruh dalam kondisi fisik maupun psikis seseorang. Berbagai masalah kesehatan mungkin disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan kurangnya kebiasaan baik.
Hipertensi dan Gaya Hidup
Di Indonesia, penyakit tidak menular seperti hipertensi sedang meningkat sebagai akibat dari perubahan gaya hidup. Penyakit degeneratif dapat berkembang sebagai akibat dari pilihan gaya hidup tidak sehat seperti, merokok, konsumsi alkohol, istirahat, dan kurangnya aktivitas fisik. Untuk menjalani gaya hidup sehat dan mencegah berbagai penyakit. Sangat penting untuk mengubah gaya hidup seseorang untuk mengurangi kejadian hipertensi atau masalah yang diakibatkannya. Beberapa contoh perubahan ini termasuk mengubah pola makan, berhenti merokok, melakukan latihan fisik, dan cukup istirahat.
Macam-Macam Gaya Hidup
Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dengan cara konsisten dapat membantu menjaga berat badan dan memperkuat jantung dan sistem pembuluh darah.
Pola Makan
Perubahan kebiasaan makan dari kebiasaan makan konvensional menjadi kebiasaan makan berat dengan kelebihan protein, kalori, gula, dan lemak dapat menyebabkan ketidakseimbangan gizi dan menjadi faktor risiko hipertensi.
Kebiasaan Istirahat
Hipertensi berkaitan dengan pola tidur yang buruk. Istirahat dan tidur yang tidak cukup serta keseimbangan fisiologis dan psikologis seseorang mungkin terganggu oleh pengaturan waktu tidur yang kurang baik. Tidur yang lama tanpa disertai dengan gangguan dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga berpengaruh akan terjadinya hipertensi, peningkatan sistem saraf simpatis, dan peningkatan retensi garam. Setelah itu sistem kardiovaskular akan beradaptasi sehingga tekanan darah menjadi tinggi.
Merokok
Merokok adalah faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi, dan nikotin dapat masuk ke otak hanya dalam 10 detik. Nikotin memengaruhi kelenjar adrenal untuk melepaskan adrenalin ke otak, sehingga menyebabkanya bekerja dengan sendirinya. 2 batang rokok dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 10 mm Hg. Jika seorang perokok berat, berisiko mengalami tekanan darah tinggi.
Sumber:
- Amalia, Nor Ridha. 2022. “Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2 Relationship of Lifestyle With Hypertension In The Work Area of Puskesmas Martapura
- ” Journal of Intan Nursing. 2. World Health Organization (WHO). (2020). Hypertension Fact Sheet. Diakses dari laporan resmi WHO terkait epidemiologi hipertensi global.
- Kemenkes RI. 2018. “Klasifikasi Hipertensi.” Kementerian Kesehatan Republik IIndonesIa: 1–2. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensipenyakit-jantung-dan-pembuluh- darah/page/21/klasifikasi-hipertensi.
- Manik, Laura Ana, and Imanuel Sri Mei Wulandari. 2020. “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Anggota Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas Parongpong.” Chmk Nursing Scientific Journal.
- Martini, Santi, Shofa Roshifanni, and Fanni Marzela. 2018. “Pola Tidur Yang Buruk Meningkatkan Risiko Hipertensi.” Media Kesehatan Masyarakat Indonesia.
- Maskanah, Siti, Suratun Suratun, Sukron Sukron, and Yulius Tiranda. 2019. “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.” Jurnal.