Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah pada Gen Z 2024

Oleh: Okfianti Mangkara Putri dan Haerul Anam

Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di Dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), per semester I 2024 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 282.477.584 jiwa. Ditilik berdasarkan agamanya, mayoritas atau 87,08% penduduk Indonesia beragama Islam Jumlahnya sebanyak 245.973.915 jiwa pada paruh pertama tahun ini. Menurut Data Global Islamic Economy Indicator (GIEI) mencatat keberhasilan Indonesia menempati peringkat ketiga di tahun 2023, naik dari peringkat 11 pada tahun 2018. Namun, masih terdapat tantangan besar dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia yaitu tingkat literasi dan inklusi ekonomi syariah yang masih tergolong rendah.

Literasi keuangan syariah adalah pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku yang digunakan untuk mengambil keputusan keuangan. Sementara itu, inklusi keuangan adalah ketersediaan akses terhadap produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Masyarakat sesuai prinsip syariah.

Keduanya memiliki tujuan akhir yang sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan keuangan yang baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dari hasil survey literasi dan inklusi keuangan (SNLIK) tahun 2024, Untuk pertama kalinya, SNLIK diselenggarakan OJK bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Hasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. SNLIK tahun 2024 juga mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. Hasil yang diperoleh menunjukkan literasi keuangan syariah penduduk Indonesia sebesar 39,11 persen. Adapun, indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88%. Dengan hasil survey OJK dan dan BPS per tanggal 2 agustus. literasi dan inklusi keuangan secara nasional saling mendukung.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan “tingkat inklusi keuangan nasional dalam sepuluh tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan dan ditargetkan akan mencapai 90% pada akhir 2024”. Namun, pengguna literasi dan inklusi keuangan syariah belum sesuai ekspestasi, maka OJK bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Lembaga keuangan syariah, masyarakat dan Gen Z.

Sesuai data literasi keuangan syariah meningkat sangat baik. Namun inklusi keuangan yang masih rendah. Gen Z, yang lahir di era digital, memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal ini tentunya memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia keuangan, khususnya literasi dan inklusi keuangan syariah.

Lebih jauh, sesuai hasil siaran pers OJK dan BPS per 2 agustus 2024 untuk generasi muda di rentang usia 15 hingga 25 tahun, pemahaman literasi keuangan mencapai 25,54%, sedangkan rate inklusinya keuangan syariah 6,61%. Ini menandakan salah satu tantangan dalam peningkatan inklusi keuangan syariah dalam anggota Gen Z, yang belum memiliki pemahaman mendalam tentang konsep dasar keuangan, seperti anggaran, tabungan, dan investasi serta dampaknya. Hal ini bisa menghambat kemampuan mereka untuk membuat keputusan keuangan yang baik.

Pos terkait