Oleh: Mohamad Rivani, S.IP, MM
Jalan kaki merupakan aktivitas yang paling mudah, menyenangkan dan juga sehat. Dengan jalan kaki semua otot kita bekerja, baik di kaki itu sendiri, tangan, maupun tubuh, sehingga semua otot pada tubuh kita semakin kuat dan terlatih. Tapi tahukah kita disamping menyehatkan, berjalan kaki juga dapat membuat diri seseorang berumur Panjang. Benarkah demikian? Mari kita simak penjelasannya.
Bagi Sebagian besar Masyarakat di Jepang, jalan kaki bukan hanya sekedar rutinitas harian akan tetapi juga sebagai sarana berolahraga yang murah dan mudah. Di Jepang, masyarakatnya terbiasa berjalan kaki, hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas pendukung seperti trotoar yang ramah akan pejalan kaki, dan jarangnya taman atau tempat persinggahan untuk duduk seperti yang ada di negara kita. Selanjutnya di jepang harga taksi juga terbilang mahal, sehingga masyarakatnya lebih cenderung menggunakan bus umum ataupun berjalan kaki dalam beraktivitas ke tempat kerja, karena disamping murah juga menyehatkan. Hal ini terus menjadi kebiasaan positif karena didukung oleh iklim jepang yang tidak panas.
Sebagai negara dengan jumlah pejalan kaki terbanyak di dunia, jepang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang berumur panjang, khususnya yang berada di pulau Okinawa. Secara keseluruhan, usia harapan hidup masyarakat jepang pada tahun 2021 yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) adalah 84,5 tahun, dan pulau Okinawa merupakan tempat terbanyak orang yang berumur lebih dari 100 tahun. Jepang punya angka harapan hidup tinggi karena pola hidup sehat yang salah satunya diperoleh dengan berjalan kaki, di jepang, berjalan kaki merupakan suatu rutinitas yang biasa dilakukan dan sudah membudaya. Berjalan 10.000 langkah atau setara dengan 8 Km adalah menjadi hal yang biasa dilakukan, bahkan mereka bisa berjalan lebih dari itu, sehingga menjadikan orang jepang banyak yang sehat walaupun di usia senja karena kebiasaan positif yang mereka lakukan melalui jalan kaki.
Menurut studi yang diterbitkan oleh British Journal of sports medicine menunjukkan bahwa rutin berjalan kaki satu jam sehari dapat meningkatkan harapan hidup hingga enam jam ekstra, dari studi tersebut juga menunjukkan adanya hubungan yang positif antara aktivitas fisik dan harapan hidup seseorang yang berusia diatas 40 tahun yang melakukan aktivitas fisik termasuk aktiitas fisik beresiko rendah seperti jalan kaki, yang dapat memperpanjang usia hingga 11 tahun lamanya. Paling tidak terdapat beberapa manfaat dari berjalan kaki yang dapat kita raih jika sering melakukannya yaitu, jantung menjadi lebih sehat, otot juga menjadi lebih kuat, metabolisme tubuh menjadi lebih cepat, menyehatkan persendian, meningkatkan suasana hati dan meningkatkan kreativitas serta pola pikir seseorang untuk lebih berkreasi, baik itu Pria maupun Wanita.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Dari data yang dilansir oleh kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bahwa Indonesia menempati urutan pertama yang masyarakatnya paling malas berjalan kaki. Masyarakat Indonesia hanya aktif rata-rata berjalan sejauh 3.513 langkah saja, masih kalah jauh dibandingkan dengan Masyarakat tiongkok yang berjalan rata-rata minimal 6.189 langkah sehari. Hal ini tentunya berdampak pada tingkat Kesehatan Masyarakat utamanya yang berusia diatas 40 tahun. Karena umur harapan hidup masyarakat Indonesia menurut data BPS tahun 2024 yaitu 72,39 tahun, lebih rendah dari jepang yang berada di angka diatas 80 tahun.
Penelitian lainnya juga mengungkap bahwa kurangnya aktivitas fisik termasuk berjalan kaki dengan tingginya angka obesitas di suatu negara. Indonesia merupakan negara peringkat 17 yang terbanyak penduduknya mengalami obesitas di dunia. Mengapa Indonesia termasuk negara yang penduduknya malas berjalan kaki? ternyata infrastruktur yang kurang memadai menjadi salah satu faktor utamanya, khususnya trotoar untuk para pejalan kaki yang biasanya sempit dan tidak representative di berbagai kota. Akan tetapi mungkin saja penelitian yang dilakukan diatas tidak sepenuhnya benar, karena jika kita breakdown lagi ke masing-masing kota yang ada di Indonesia semisal Jakarta, mungkin hal ini kurang tepat karena infrastruktur di Jakarta lebih memadai untuk para pejalan kaki, dan banyak moda transportasi yang memaksa para penggunanya untuk selalu berjalan kaki menuju stasiun pemberhentian/pemberangkatan semisal KRL, MRT, LRT dan lain-lain.
Nah, apakah ini berlaku juga di kota palu? mari kita simak. Sejak pemberlakukan Car Free Day oleh Walikota Palu, secara kasat mata sudah banyak masyarakat kota palu yang melakukan jogging dan jalan kaki di sekitar area jalur dua dan taman vatulemo palu. Kesadaran masyarakat kota palu akan berolah raga termasuk jalan kaki di dorong oleh infrastruktur yang sudah semakin membaik, jumlah orang yang melakukan jogging atau jalan kaki semakin ramai dan massif. Belum lagi adanya penambahan spot-spot untuk berolah raga termasuk jalan kaki di kota palu, sebut saja patung kuda di samping SMU negeri 4 palu yang telah disulap menjadi taman bermain, areal Pembangunan jembatan empat yang sempat roboh pada saat gempa 2018 yang berada di seputaran mall palu barat, lokasi huntap dan lain-lain, yang digunakan masyarakat untuk berolah raga sambil rekreasi.
Kegiatan positif ini sudah seharusnya menjadi budaya baru yang mesti terus dilestarikan, sehingga menjadikan masyarakat kota palu lebih sehat dan kuat dalam bekerja. Menurut data BPS Kota palu tahun 2024, umur harapan hidup (UHH) Masyarakat kota palu berada di 73,91 tahun dihitung dari sejak lahir, dan akan terus naik dan bertambah seiring dengan pola hidup yang sehat yang salah satunya didapatkan dari berjalan kaki. Semoga Pemerintah, melalui Bapak Walikota Palu terus memperhatikan dan membuat lebih banyak lagi tempat-tempat umum yang ramah akan pejalan kaki dan penikmat olahraga di kota palu, demi mewujudkan kota palu yang masyarakatnya Sejahtera, bahagia dan berumur panjang. ***
Penulis adalah Pegawai BPS Kabupaten Donggala, Pemerhati Masalah Sosial dan Ekonomi Sulawesi Tengah