Oleh: Aris Arianto
Program BERANI Cerdas yang diluncurkan pemerintah daerah Sulawesi Tengah telah menjadi simbol keberpihakan pada pendidikan. Beasiswa kuliah gratis dan penggratisan seragam sekolah memberi kesempatan luas bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan tanpa terkendala biaya. Namun, untuk benar-benar mencerdaskan generasi, kebijakan ini harus dibarengi dengan langkah-langkah yang menyentuh kualitas pembelajaran di sekolah.
Data Rapor Pendidikan 2025 menunjukkan bahwa Sulawesi Tengah masih memiliki pekerjaan rumah besar. Hasil Asesmen Nasional mengungkap sebagian besar sekolah, terutama di jenjang SMA/SMK, masih berada pada kategori sedang dalam literasi dan numerasi. Di beberapa sekolah, bahkan capaian literasi minimum belum terpenuhi. Padahal, kemampuan membaca, menalar, dan berhitung adalah fondasi dasar untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan bersaing di dunia kerja.
Jika kondisi ini tidak diatasi, beasiswa perguruan tinggi yang diberikan melalui BERANI Cerdas akan menjadi akses tanpa fondasi yang kuat. Siswa mungkin sampai ke kampus, tetapi apakah mereka benar-benar siap menghadapi tuntutan akademik yang lebih tinggi?
BOSDA Berperan Vital
Banyak sekolah masih harus menutupi kekurangan fasilitas dasar, seperti buku penunjang literasi, alat peraga pembelajaran, pemeliharaan laboratorium, hingga kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung keterampilan numerasi. Dana BOS pusat sering kali hanya mencukupi kebutuhan pokok.
Dalam konteks ini, kelancaran penyaluran Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) memainkan peran vital. BOSDA menjadi sumber pendanaan penting yang mendukung operasional sekolah menengah atas dan kejuruan, terutama untuk kebutuhan yang tidak tertangani oleh BOS dari pemerintah pusat. BOSDA memungkinkan sekolah untuk menjangkau hal-hal yang lebih spesifik sesuai kebutuhan lokal mereka.
Jika BOSDA disalurkan dengan lancar dan tepat waktu, sekolah dapat segera menutup kesenjangan ini. Guru bisa memanfaatkan dana tersebut untuk menyediakan bahan ajar kontekstual, mengadakan pelatihan internal, atau memperbaiki sarana belajar yang rusak. Semua ini langsung berdampak pada mutu pembelajaran yang diterima siswa. Sebaliknya, jika BOSDA tersendat, sekolah terpaksa menunda program-program penting yang seharusnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk penguatan literasi dan numerasi.
Selain kelancaran BOSDA, peningkatan kompetensi guru juga tidak kalah penting. Guru adalah ujung tombak yang memastikan kebijakan pendidikan benar-benar sampai ke ruang kelas. Pelatihan berbasis data Rapor Pendidikan dapat membantu guru memahami titik lemah literasi dan numerasi siswa mereka, sehingga metode pengajaran dapat lebih tepat sasaran.
Pemerintah daerah perlu mengintegrasikan program BERANI Cerdas dengan kebijakan yang mendukung perbaikan mutu sekolah. BOSDA dapat diarahkan tidak hanya untuk menutup kekurangan operasional, tetapi juga untuk membiayai program-program strategis seperti pojok baca sekolah, pelatihan guru berbasis praktik baik, dan pengadaan sarana digital yang relevan untuk pembelajaran modern.
Capaian Literasi Belum Merata
Data nasional menunjukkan bahwa capaian literasi meningkat dari 59,49% pada 2022 menjadi 70,03% pada 2024, sedangkan numerasi naik dari 45,24% menjadi 67,94% pada periode yang sama. Meski positif, angka ini belum merata, terutama di kawasan timur Indonesia termasuk Sulawesi Tengah. Hal ini menegaskan pentingnya kebijakan daerah yang menyesuaikan dengan tantangan lokal dan memastikan kelancaran dukungan operasional sekolah.
Pemerintah daerah harus mampu menjamin kelancaran BOSDA, melatih guru secara berkelanjutan, dan memanfaatkan data pendidikan untuk memetakan kebutuhan sekolah. BERANI Cerdas tidak hanya akan menjadi program bantuan biaya, tetapi juga gerakan pendidikan yang kokoh di Sulawesi Tengah.
Jika ekosistem pendidikan di tingkat sekolah diperbaiki, beasiswa BERANI Cerdas akan menjadi investasi jangka panjang yang efektif, yaitu mencetak lulusan perguruan tinggi yang tidak hanya berijazah, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia kerja dan berkontribusi bagi pembangunan daerah. Dengan fondasi yang kuat, Sulawesi Tengah bukan hanya BERANI dalam memberi akses pendidikan, tetapi juga cerdas dalam membangun masa depan generasinya. ***
Penulis adalah pengajar di SMAN Model Terpadu Madani Palu dan pemerhati pendidikan anak