PARMOUT, MERCUSUAR – Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Palu, terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas sesar lokal, yang menyebabkan sejumlah gempa bumi yang terjadi di wilayah Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, beberapa hari terakhir. Demikian dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, Hendrik Leopatty, Minggu (29/11/2020).
Menurut Hendrik, pihaknya belum bisa menyimpulkan arah dan pola dari rentetan gempa bumi ini. Kata dia, pihaknya masih akan melihat pola dari kumpulan energi yang terlepas, pada rentetan gempa bumi tersebut.
BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu sendiri mencatat, sejak gempa bumi pertama pada Jumat (27/11/2020) pukul 19.52 WITA dengan kekuatan 3.2 SR, kedalaman 7 km, dengan pusat gempa di 14 km arah barat laut Palasa, hingga Minggu (29/11/2020), telah terjadi 11 kali gempa bumi dengan kekuatan bervariasi, antara 2.9 SR hingga 4.7 SR.
“Posisi 4.7 SR masih yang tertinggi saat ini, namun kami berharap energi yang terlepas, terus menurun besarannya,” ujar Hendrik.
Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tetap siaga, tenang dan tidak panik. Selain itu, msyarakat juga diimbau agar tidak mudah percaya dengan berita hoaks yang meresahkan.
“Lakukan mitigasi minimal dalam lingkungan keluarga, lakukan pengecekan terhadap keadaan dalam dan sekitar rumah, termasuk peletakan barang-barang yang berpotensi mengalami perpindahan, jika ada guncangan gempa. Selain itu, jangan lupa cek aliran listrik PLN, air dan gas, juga tetap patuhi protokol pencegahan Covid-19,” ujarnya.
Terkait pemantauan aktivitas gempa bumi di wilayah Palasa dan sekitarnya kata Hendrik, pihak BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu masih bergantung pada alat sensor gempa yang terpasang di wilayah-wilayah terdekat, seperti di wilayah Taopa, Kabupaten Parigi Moutong, Tolitoli, Kabupaten Tolitoli, dan Tambu, Kabupaten Donggala. Menurutnya, pihak BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, memiliki rencana penambahan sensor gempa sebanyak enam buah, pada 2021 mendatang.
“Tim sudah survei (peletakan sensor) di sekitaran Tinombo, rencananya satu (sensor) diletakkan di sana. Harapan kami agar masyarakat dan pihak kabupaten, kecamatan hingga desa, mendukung BMKG untuk proses instalasi dan menjaga alat gempa tersebut ke depan,” ujarnya. JEF