Cegah Paham Radikal Dengan Kenduri

PARMOUT MERCUSUAR Mencegah meluasnya paham radikalisme dan terorisme di Kabupaten Parmout, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar kegiatan Kenali dan Peduli, atau yang disingkat Kenduri, Sabtu (9/11/2024).

Muhammad Lutfi, penjabat BNPT RI mengatakan, kalau Kabupaten Parmout, adalah salah satu dari tiga kabupaten, yang menjadi sasaran kegiatan BNPT, yang di mana dua sebelumnya, adalah Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Dia juga menambahkan, kalau BNPT bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme atau FKPT Sulawesi Tengah, yang menjadi ujung tombak program pencegahan paham radikalisme dan paham terorisme.

“Kami berharap kegiatan yang digagas langsung oleh FKPT Sulteng, bisa diikuti seluruh peserta, dam kemudian bisa memberikan hal yang positif di masyarakat, untuk membantu BNPT,” urai Muhammad Lutfi.

Katanya lagi, terorisme merupakan tindak kejahatan yang luar biasa yang menjadi perhatian dunia. Tindak kejahatan terorisme juga melanggar hak asasi manusia (HAM), sebagai hak dasar yang secara kodrat melekat dalam diri manusia.

“Yaitu hak untuk merasa nyaman dan aman, atau pun hak untuk hidup,” demikian Muhammad Lutfi.

Sementara itu, Ketua FKPT Sulteng, Muh Nur Sangadji, dalam sambutannya mengatakan, kalau FKPT terus melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap paham radikalisme dan terorisme yang ada di Sulteng, yang pertama di lakukan di Kota Palu, dengan konsep lomba seni tingkat pelajar, yang mengusung tema tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme, kemudian yang kedua di Kabupaten Sigi, dengan menghadirkan tema tentang pentingnya penguatan keluarga, untuk mencegah paham berbahaya tersebut.

“Dan kali ini, kita menyelenggarakan Kenduri, untuk kembali melakukan kegiatan bersama BNPT RI di Kabupaten Parmout. Secara garis besarnya, Kabupaten Parmout, juga adalah satu kabupaten yang sempat menjadi perhatian nasional, karena beberapa korban dari aksi terorisme ada di Parigi Moutong,” beber Nur Sangadji.

Katanya lagi, kejahatan terorisme tidak terkait dengan agama tertentu, karena semua agama yang ada di dunia, tidak satu pun yang mengajarkan tentang kekerasan maupun tindakan terorisme.

Lanjut Nursangadji, terorisme tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan harta benda. Namun, juga merusak stabilitas negara, terutama dalam sisi ekonomi, pertahanan, keamanan hingga sosial budaya.

“Terorisme merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan keamanan umat manusia, tanpa memandang suku, ras, agama dan negara,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan penyebaran paham radikal di media sosial, sangat marak digencarkan oleh kelompok radikal terorisme. Para pemuda dan pemudi, adalah target utama penyebaran paham dan perekrutan.

“Kami mengajak semua pihak, untuk lebih memahami betapa pentingnya peran serta dalam mencegah radikalisme dan terorisme,” harapnya.

Kenduri BNPT dan FKPT Sulteng diikuti puluhan peserta dari berbagi perwakilan di antaranya Kepala Desa, unsur TNI dan Polri yakni Babinsa dan Bhabinkabtibmas, pemerintah kabupaten, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga jurnalis media lokal.

“Harapannya, dengan metode kenali dan peduli, pelan-pelan paham radikalisme dan terorisme di Kabupaten Parigi Moutong, akan terkikis. Sebab jika sudah dikenali setiap pribadi di lingkungannya, kemudian berlanjut menjadi peduli, insya Allah, semua akan kembali bersih dari paham itu,” tutup Nur Sangadji. MBH

Pos terkait