PARMOUT, MERCUSUAR – Sebanyak 78 guru Sekolah Dasar (SD) se Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) mengikuti seleksi akademik calon kepala sekolah (Kepsek) yang berlangsung 3-4 Oktober 2019 oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) di aula Pogaian Desa Tingkulang, Kecamatan Tomini.
Demikian dikatakan Kepala Disdikbud Parmout, Adrudin Nur.
Menurutnya, kegiatan tersebut guna meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, dimana sebagai tahap awal dilakukan seleksi admistrasi sesuai dengan proyeksi kebutuhan pengangkatan kepsek.
“Tahap selanjutnya proses seleksi dilakukan dengan melakukan seleksi substansi bakal calon kepala sekolah, berupa ujian tulis atau seleksi akademik,” ujarnya.
Nantinya melalui kegiatan itu, diharapkan kedepannya calon Kepsek yang telah selesai mengikuti proses seleksi agar lebih matang menjadi dan menjalani status sebagai Kepsek.
Seleksi akademik, sambungnya, bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Solo.
Kepala LPPKS Solo diwakili Drs Hadi Sunaryo M.Pd mengatakan seleksi akademik calon Kepsek merupakan salah satu tahapan rekruitmen calon kepsek, dimana langkah awal berupa seleksi administrasi yang dilanjutkan dengan tes akademik dan tes pengukuran potensi kepemimpinan.
“Setelah dinyatakan lulus seleksi, para calon kepala sekolah akan mengikuti diklat (Pendidikan dan pelatihan) calon kepala sekolah selama 300 jam,” ujarnya.
Calon Kepsek yang telah lolos seleksi substansi, lanjut Hadi, nantinya akan mengikuti proses Diklat dengan mempelajari materi-materi yang berhubungan dengan manajemen dan kompetensi kepsek. Selanjutnya diimplemetasikan dalam kegiatan ‘on the job learning’ di sekolah.
“Setelah semua proses penyiapan calon Kepsek ini dilakukan mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, barulah seorang calon kepala sekolah boleh diangkat menjadi kepala sekolah karena mereka telah memiliki nomor registrasi yang akan dimasukkan ke dalam data Dapodik (Data Pokok Pendidikan),” tutup Hadi Sunaryo. TIA