PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Pengelolaan kandang sapi komunal milik kelompok Bintang Harapan di Dusun V Desa Nambaru Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) kini menunjukkan perkembangan positif.
Kandang sapi milik kelompok beranggotakan 11 orang di bawah koordinasi Raka Suprayogi tersebut, terus memperkuat manajemen pemberdayaan peternak sekaligus meningkatkan produktivitas ternak. Raka menyebut, pengembangan kandang komunal ini dibangun atas semangat pemberdayaan warga di sekitar lokasi.
“Niat besar saya adalah bagaimana wilayah ini bisa maju. Olehnya, saya menekankan pengelolaan kelompok harus berprinsip pada kerja sama, pembagian tugas yang jelas, serta pembagian hasil yang adil,” ujar Raka kepada wartawan seusai peresmian kandang, Kamis (4/12/2025).
Raka menjelaskan, saat ini pihaknya memelihara sebanyak 12 ekor sapi dewasa dan 3 ekor peranakan (pedet). Seluruhnya, kata dia, merupakan titipan investor dan masyarakat.
Menurutnya, jika dihitung dengan harga rata-rata sapi potong di Sulteng sekira Rp20 juta per ekor, maka total nilai ternak yang dikelola lelompok Bintang Harapan mencapai sekira Rp300 juta.
Ia menerangkan, dalam sistem bagi hasil, pihaknya menerapkan skema 50:50 antara investor dan pemelihara. Pembagian tersebut dilakukan setelah dipotong modal serta biaya operasional.
“Hasilnya tetap kami bagi rata, setelah dikurangi modal dan keuntungan. Ini sudah menjadi kesepakatan bersama,” kata Raka.
Kelompok Bintang Harapan baru terbentuk pada akhir 2024 dan aktif beroperasi sejak Juni 2025. Raka menegaskan, hingga kini pihaknya belum menerima bantuan sapi dari pemerintah. Seluruh ternak masih berasal dari investor.
“Bantuan yang kami terima baru berupa bangunan kandang komunal ukuran 8×7 meter. Namun saya tambah lagi menjadi 8×12 meter menggunakan dana pribadi. Tujuannya, agar kelompok ini bisa terus berkembang,” tutur Raka.
Selain kandang, kelompok tersebut juga sedang menyelesaikan pembangunan saung tani yang merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Parmout melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Fasilitas itu diperkirakan rampung pada 20 Desember 2025.
Terkait aktivitas utama, kelompok ini menekankan dua sektor. Yaitu penggemukan dan perbanyakan indukan. Saat ini terdapat 5 ekor sapi untuk penggemukan dan 7 ekor indukan produktif.
Bahkan, kelompok juga mulai mengembangkan kompos kotoran sapi, yang menurut uji coba awal menunjukkan hasil sangat baik.
“Komposnya sangat bagus, hanya saja kami belum maksimal mengelola. Karena kami masih fokus pada pembangunan kandang. Tapi rencana pengembangan sudah ada,” jelas Raka.
Ia menyebut, kapasitas kandang yang ada dapat menampung sebanyak 35 ekor sapi. Dari sisi pakan, Raka mengaku bahwa lahan hijauan melimpah dan produksi rumput ternak jauh melebihi kebutuhan.
“Untuk 15 ekor sapi yang ada sekarang, pakan sangat cukup bahkan sering tersisa,” ungkapnya.
Meski belum menerapkan teknologi pakan modern, kelompok berencana membuat silase untuk cadangan pakan jangka panjang. Dengan manajemen kelompok yang terstruktur, kapasitas kandang yang besar, serta rencana pengembangan pakan dan kompos, ke depannya, Bintang Harapan menargetkan mampu menghasilkan bibit dan sapi siap jual secara berkelanjutan.
“Target kami ke depan mampu menghasilkan bibit dan sapi siap jual secara berkelanjutan. Kalau tempat penyimpanan pakan sudah dibangun, kami akan mulai produksi silase,” pungkas Raka. AFL






