Kekurangan Tenaga Pengajar

images

PARMOUT, MERCUSUAR – Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) masih kekurangan tenaga pengajar, baik yang memiliki kualifikasi tenaga Pengajar Luar Biasa (PLB) maupun guru umum.

Wakil Kepala Sekolah SLBN Parigi, Sumadi mengatakan SLB berbeda dengan sekolah reguler yang memiliki guru masing masing bidang studi. Sebab guru di SLB sesuai dengan jurusan disabilitas atau ketunaan dari yang disandang anak. 

“Jadi kalau dikatakan kekurangan, iya masih kekurangan. Sejak tahun 2017 hingga saat ini tahun 2019 kita masih membutuhkan tenaga pengajar,” ujar Sumadi, belum lama ini. 

SLBN Parigi, lanjutnya, masih membutuhkan tenaga pengajar khusus Tuna Netra. Olehnya pihak sekolah belum bisa menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tuna Netra, karena. Saat ini guru hanya bisa menyesuaikan dengan penyandang disabilitas lainnya.

“Karena tidak mungkin anak disabilitas itu (Tuna Netra) menunggu guru khusus Tuna Netra, kita biarkan saja berkeliaran di luar kelas. Sehingga kami memasukan mereka ke dalam kelas diberikan pelajaran. Namun berbeda dengan penyandang lain,” terangnya.

Tuna Netra, urainya, berbeda dengan Tuna Grahita, Rungu serta Autis yang masih bisa melihat meskipun ada yang kekurangan pendengaran. Tuna Netra hanya mengandalkan pendengaran karena tak dapat melihat, hingga pengajaran pada Tuna Netra mengandalkan lisan sebab penyandang satu ini memiliki hafalan yang baik.

SLBN Parigi, katanya, memiliki 16 orang guru, terdiri dari delapan ASN termasuk Kepala Sekolah, serta delapan lainnya Non ASN. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, pihaknya akan terus berupaya tanggung jawab mereka sebagai pengajar di sekolah bagi para siswa berkebutuhan khusus tersebut.

Lebih jauh Sumadi mengurai bahwa seharusnya jika memang tenaga pengajar cukup, maka setiap ABK gurunya juga berbeda-beda sesuai dengan ketunaan. Namun karena guru PLB kurang, sehingga sekolah berinisiatif ‘mengakali’ agar proses belajar mengajar berjalan semestinya. TIA

 

Pos terkait